TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama mengumumkan mempercepat jadwal muktamar sehari lebih cepat dari rencana. Percepatan Muktamar NU ini berdasarkan rekomendasi sejumlah kementerian dan lembaga negara karena pengetatan mobilitas secara nasional selama libur Natal dan tahun baru.
Rencana awal muktamar ke-34 ini diadakan pada 23-25 Desember 2021. Kini jadwal itu diubah menjadi 22-23 Desember 2021.
Ketua Panitia Muktamar NU Imam Aziz mengatakan percepatan ini tidak akan mengubah teknis acara. “Jadi, sudah menyesuaikan diri dengan keputusan tersebut dan siap melaksanakan keputusan terakhir,” kata Imam dalam keterangannya kepada Tempo, Kamis, 16 Desember 2021.
Salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia itu akan melaksanakan muktamar untuk memilih kepengurusan baru. Ketua PNNU saat ini, Said Aqil Siradj, akan menutup kepemimpinannya pada Desember ini setelah menjabat selama satu dekade. Dua kandidat telah mencalonkan diri, yakni petahana Said Aqil dan Yahya Cholil Staquf yang merupakan katib aam NU saat ini.
Ratusan pengurus Nahdlatul Ulama di daerah akan hadir pada muktamar yang akan digelar di Lampung. Imam mengatakan Muktamar NU akan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Setiap peserta wajib tes antigen atau tes PCR saat tiba di lokasi dan sebelum pulang ke daerah masing-masing.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebelumnya merekomendasikan agar pelaksanaan muktamar dapat dimajukan pelaksanaannya menjadi 22-23 Desember 2021. Ini karena mempertimbangkan rencana pemerintah akan menerapkan PPKM level 3 saat Natal dan tahun baru pada 24 Desember mendatang.
Kebijakan PPKM level 3 itu akan membatasi aktivitas di mal, tempat wisata, larangan mudik, dan larangan cuti bagi pegawai negeri sipil. BNPB juga merekomendasikan agar NU membentuk Satgas Penanganan Covid-19. Imam mengatakan satgas itu sudah terbentuk untuk mengawal jalannya Muktamar NU.
Baca: Ini 8 Bahasan yang Bakal Diputuskan dalam Muktamar NU
INDRI MAULIDAR