Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

PPKM Level 3 Batal, Epidemiolog: Tetap Perlu Ada Pengetatan

Reporter

image-gnews
Suasana di kawasan Monas pada masa PPKM level 2, Jakarta Pusat, Ahad, 5 Desember 2021. Menjelang liburan Natal dan Tahun Baru, Pemerintah kembali menaikkan status PPKM di DKI Jakarta menjadi level 2. TEMPO/Ridho Fadilla
Suasana di kawasan Monas pada masa PPKM level 2, Jakarta Pusat, Ahad, 5 Desember 2021. Menjelang liburan Natal dan Tahun Baru, Pemerintah kembali menaikkan status PPKM di DKI Jakarta menjadi level 2. TEMPO/Ridho Fadilla
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mendukung keputusan pemerintah membatalkan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM Level 3 selama periode Natal dan tahun baru.

"Saya apresiasi ada perubahan ini. Tapi harus diimbangi dengan strategi komunikasi dan literasi yang kuat bahwa ini bukan pengabaian atau sudah landai," kata Dicky, Selasa, 7 Desember 2021.

Menurut dia, pemerintah perlu mengimbangi keputusan ini dengan komunikasi yang baik dalam menyampaikan kebijakan tersebut. Jangan sampai masyarakat menilai kebijakan ini bahwa pandemi Covid-19 sudah tidak lagi mengancam hingga membuat mereka abai terhadap protokol kesehatan. "Yang perlu diingat jangan sampai keputusan ini membuat masyarakat abai."

Dicky menuturkan dari awal tidak setuju dengan keputusan pemerintah menerapkan PPKM level 3 di seluruh wilayah. Menurut dia, sistem leveling yang diterapkan pemerintah semestinya mengacu pada indikator penanganan pandemi di masing-masing wilayah. "Namun bukan berarti tidak boleh ada pembatasan," ujarnya. "Tujuannya agar kita konsisten terhadap indikator itu."

Penyesuaian level sesuai keadaan epidemiologi suatu wilayah bisa mewnjadi insetif bagi daerah yang telah konsisten dalam menanggulangi wabah ini. Sehingga mereka boleh menerapkan pelanggaran dengan kontrol yang ketat. Apalagi mau mendekati libur Natal dan tahun baru yang dikhawatirkan berpotensi meningkatkan kasus Covid-19.

"Bicara momentum Nataru memang harus ada penguatan pengetatan yang lebih. Tapi bukan berarti menyamaratakan kebijakan level 3 PPKM di semua wilayah," ujarnya.

Dicky menyarankan pemerintah daerah tetap melakukan pengetatan menjelang tahun baru dengan membuat larangan berkumpul atau membuat event yang berpotensi menimbulkan kerumunan. Pemerintah, kata dia, harus membuat kebijakan yang seimbang dan memotivasi seluruh wilayah yang telah berjuang mengendalikan wabah ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Karena kalau kebijakan disamaratakan nanti jadi dibanding-bandingkan dan menimbulkan demotivasi. Nanti malah ada anggapan apa bedanya sudah melakukan kebijakan dengan baik dengan wilayah yang masih kurang," ujarnya.

Dicky berharap ke depan dalam menerapkan strategi penanganan pandemi pemerintah bisa mempertimbangkan dengan matang, dan berbasis ilmu pengetahuan serta masukan para ahli. Sebab, dampak penanganan wabah ini juga bakal bersinggungan dengan kepercayaan dan konsistensi pemerintah.

Menurut dia, masyarakat saat ini membutuhkan kepastian kebijakan, hingga komitmen pemerintah dalam menanggulangi pagebluk ini. Hingga saat ini, Dicky menilai strategi komunikasi risiko dari pemerintah masih kurang baik. "Komunikasi ini menjadi isu kita. Meski dalam penanganan pandemi sudah ada perbaikan," ucapnya.

Menteri Koordinator Bidang Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan penerapan status level PPKM akan tetap mengikuti situasi pandemi sesuai yang berlaku di masing-masing kabupaten atau kota. Menurut Luhut, keputusan ini mengacu pada hasil sero-survei yang menyatakan masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi Covid-19 yang tinggi seiring dengan percepatan capaian vaksinasi.

Baca juga: PPKM Level 3 Saat Libur Akhir Tahun Dibatalkan, Tak Ada Tanda Gelombang 3

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

35 menit lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.


Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

13 hari lalu

Cacar monyet. WHO
Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

Cacar monyet atau Mpox bukanlah penyakit yang berasal dari Indonesia.


Epidemiolog: Kasus Flu Singapura Bisa Bertambah Karena Idul Fitri dan Mudik Lebaran

27 hari lalu

Sejumlah pemudik menunggu jadwal keberangkatan kereta dari Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Jumat, 5 April 2024. Sebanyak 17.994 orang meninggalkan Kota Jakarta melalui Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, untuk mudik ke kampung halaman ke berbagai daerah pada H-5 Lebaran. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Epidemiolog: Kasus Flu Singapura Bisa Bertambah Karena Idul Fitri dan Mudik Lebaran

Jumlah kasus flu Singapura bisa bertambah lagi seiring momentum Idul Fitri dan mudik Lebaran yang membuat intensitas pertemuan di masyarakat meninggi.


Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

51 hari lalu

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS
Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?


Jangan Lupakan Masa Pandemi Covid-19: Protokol Kesehatan, Jaga Jarak, Pakai Masker hingga Rapid Test

57 hari lalu

Suasana ruang tunggu penumpang di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Jumat, 12 Juni 2020. Petugas pun telah memasang tanda jarak agar penumpang dapat menerapkan physical distancing saat berada di area stasiun. TEMPO/Muhammad Hidayat
Jangan Lupakan Masa Pandemi Covid-19: Protokol Kesehatan, Jaga Jarak, Pakai Masker hingga Rapid Test

Saat Pandemi Covid-19 berbagai kehidupan 'normal' berubah drastis. Saat itu yang kerap terdengar seperti protokol kesehatan, jaga jarak, rapid test.


4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

58 hari lalu

Ilustrasi swab test atau tes usap Covid-19. REUTERS
4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

Genap 4 tahun pasca kasus Covid-19 teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020 diikuti sebaran virus yang terus meluas.


Dokter Sebut Usulan Makan Siang Gratis Prabowo Bukan Solusi untuk Cegah Stunting

5 Februari 2024

Dokter Sebut Usulan Makan Siang Gratis Prabowo Bukan Solusi untuk Cegah Stunting

Prabowo memiliki rencana yang diberi nama strategi transformasi bangsa, di antaranya memberi makanan bergizi untuk seluruh anak Indonesia.


Menilai Prabowo Keliru, Epidemiolog Kecewa dengan Debat Capres Isu Kesehatan

5 Februari 2024

Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto menghadiri Debat Kelima Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu, 4 Februari 2024.  ANTARA /Aprillio Akbar
Menilai Prabowo Keliru, Epidemiolog Kecewa dengan Debat Capres Isu Kesehatan

Calon presiden atau capres nomor urut 02, Prabowo Subianto, menyatakan akan menambah dokter di daerah-daerah serta fasilitas di rumah sakitnya.


Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

6 Januari 2024

Wali Kota Depok Mohammad Idris menjelaskan tentang program pemberian makanan tambahan usai rapat paripurna persetujuan DPRD terhadap raperda APBD Kota Depok Tahun 2024 di Gedung DPRD Kota Depok, Rabu 22 November 2023. TEMPO/Ricky Juliansyah
Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

Wali Kota Depok menerbitkan surat edaran berisi delapan poin imbauan. Hal yang mendasari SE ini karena kasus Covid-19 di Depok melonjak.


JN.1 Covid-19 Ditandai Hidung Berair dan Batuk Lama, Jarang Ada Gejala Hilang Penciuman

5 Januari 2024

Epidemiolog dr. Dicky Budiman (Dokumen pribadi)
JN.1 Covid-19 Ditandai Hidung Berair dan Batuk Lama, Jarang Ada Gejala Hilang Penciuman

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyampaikan riset terbaru mengenai gejala yang dirasakan pasien Covid-19 subvarian JN.1.