Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Warga Korban Erupsi Semeru: Rumah Ambruk, tapi Saya Bersyukur Masih Hidup

image-gnews
Prajurit TNI menyusuri jalur material guguran awan panas Gunung Semeru saat operasi pencarian korban di Desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur, Senin 6 Desember 2021. Berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah korban meninggal dunia sampai Minggu sore berjumlah 14 orang dan operasi pencarian korban oleh tim SAR gabungan masih terus berlangsung. ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Prajurit TNI menyusuri jalur material guguran awan panas Gunung Semeru saat operasi pencarian korban di Desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur, Senin 6 Desember 2021. Berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah korban meninggal dunia sampai Minggu sore berjumlah 14 orang dan operasi pencarian korban oleh tim SAR gabungan masih terus berlangsung. ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Rusdi, 55 tahun, mengurungkan niatnya untuk mencari rumput buat pakan ternak kambing miliknya selepas waktu zuhur, Sabtu siang itu, 4 Desember 2021, sekitar pukul 13.00 WIB. Kondisi hujan saat itu membuat warga Dusun Curahkoboan, Desa Supiturang, Lumajang, ini memilih untuk beristirahat dan berdiam di rumah bersama istrinya, saudara ipar serta keponakannya, ngobrol sembari minum kopi.

Setelah sekitar sejam lebih bersantai di dalam rumah, tiba-tiba dia mendengar suara dentuman dari kejauhan. Tak biasanya dia mendengar suara dentuman seperti itu. "Blussss," ujar Rusdi menirukan suara dentuman yang dia yakini sebagai aktivitas Gunung Semeru itu saat ditemui Tempo di Puskesmas Penanggal, Lumajang, Senin, 6 Desember 2021.

Rusdi kemudian membuka pintu dan melihat ke luar halaman. Dia terkejut ada lumpur hitam putih abu-abu bercampur debu. Saat itu, hujan mulai agak reda dan berganti gerimis. Dia bersama istri dan kedua kerabatnya itu memilih berdiam diri di rumah. "Satu kampung tidak ada yang keluar rumah saat itu. Mereka memilih berdiam di rumah," kata Rusdi.

Sekitar kurang lebih setengah jam Rusdi dan tiga orang lainnya berdiam di rumah. Situasi di luar gelap gulita. "Listrik padam," ujarnya.

Selama setengah jam itu, situasi sangat mencekam. "Sebentar gelap, sebentar agak terang. Kemudian gelap lagi, agak terang lagi," katanya.

Abu Semeru yang menghujani atap rumah berupa asbes bergelombang itu menimbulkan suara seperti rintik hujan. Hingga kemudian atap rumah itu ambrol karena tidak kuat menahan beratnya abu tebal yang menutupi seluruh permukaan atap asbes. "Terpaksa kami harus keluar untuk menyelamatkan diri," ujarnya.

Rusdi berjalan kaki hendak menuju masjid, sementara istrinya berboncengan sepeda motor bersama dua kerabatnya itu. "Salah satu masih anak kelas lima sekolah dasar," katanya.

Di luar rumah, hujan abu terasa agak panas. Rusdi berlari kecil sementara istri dan dua kerabatnya itu berboncengan. "Tiba-tiba motor macet dan mereka turun dari motor," katanya.

Rusdi mendengar ketiganya menjerit kepanasan. "Separuh kakinya hingga setengah tulang kering melepuh," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketiganya kemudian lekas-lekas keluar dari lumpur dan mencari tempat yang aman. "Untungnya beberapa meter dari tempat mereka jatuh, ada tempat yang aman," katanya.

Kemudian ada pertolongan datang dari warga setempat juga. Seorang pengendara motor trail menolong dan membawa ketiganya ke masjid. Saat itu di dalam masjid sudah penuh dengan orang yang menyelamatkan diri dari rumah masing-masing. "Hampir seluruh rumah di kampung ini rusak. Atapnya runtuh," kata Rusdi.

Rusdi dan istrinya memilih tempat di teras, khawatir atap masjid juga ambrol. Suara orang-orang menyenandungkan doa dan bersalawat terdengar dari dalam masjid. "Warga berdoa di dalam masjid," kata Rusdi.

Hingga tak lama kemudian ada Tim SAR dan TNI tiba di masjid untuk melakukan evakuasi. Lebih dari 100 warga lekas-lekas digiring menuju tempat yang aman karena khawatir ada erupsi susulan. "Istri berusaha untuk jalan tetapi tidak kuat. Saya akhirnya yang menggendongnya," kata Rusdi menambahkan.

Sebuah perjuangan berat bagi Rusdi berjalan kaki menuju Desa Sumbermujur. "Alhamdulillah, kami tiba di Balai Desa Sumbermujur dengan selamat," kata Rusdi.

Beberapa orang yang mengalami luka bakar termasuk istrinya dibawa ke Puskesmas Penanggal, Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro. Sampai Senin pagi, 6 Desember 2021 ini, Rusdi menunggui istrinya yang masih menjalani perawatan di Puskesmas Penanggal. "Rumah saya ambruk dan tidak bisa ditempati lagi. Tapi saya tetap bersyukur masih hidup," katanya.

DAVID PRIYASIDHARTA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

SAR Timika Hentikan Pencarian ABK KM Papua Jaya 2 yang Diduga Jatuh ke Laut, Empat Hari Tidak Ditemukan

7 hari lalu

Ilustrasi orang tenggelam. FOX2now.com
SAR Timika Hentikan Pencarian ABK KM Papua Jaya 2 yang Diduga Jatuh ke Laut, Empat Hari Tidak Ditemukan

Penyisiran untuk mencari ABK KM Papua Jaya 2 itu dilakukan sesuai Sarmap Prediction Basarnas Command Center (BBC), namun hasilnya nihil.


Seismograf Gunung Semeru di Jawa Timur Rekam Guncangan Kuat Gempa Garut

7 hari lalu

Rekaman seismograf Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, yang merekam gempa M6,2 yang berpusat di laut selatan Jawa Barat pada Kamis malam, 27 April 2024. Pusat gempa berada 156 kilometer arah barat daya Kabupaten Garut. FOTO/Badan Geologi.
Seismograf Gunung Semeru di Jawa Timur Rekam Guncangan Kuat Gempa Garut

Ada tujuh kali gempa tektonik jauh yang terekam dengan amplitudo 4-26 mm, S-P 12-60 detik, dan lama gempa 29-533 detik.


Saran IDAI untuk Relawan yang Bantu Anak Korban Bencana Alam

8 hari lalu

Sejumlah anak-anak belajar di tenda darurat yang didirikan di halaman Kantor Denjasa Angkutan dan Denhar Jasa Int Bekangdam XVII/Cenderawasih di Weref, Kota Jayapura, Papua, Jumat 10 Februari 2023. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Papua, akibat gempa magnitudo 5,4 yang terjadi pada 9 Februari 2023 itu mengakibatkan empat korban jiwa, 2.261 orang mengungsi, dan puluhan bangunan mengalami kerusakan ringan hingga berat. ANTARA FOTO/Sakti Karuru
Saran IDAI untuk Relawan yang Bantu Anak Korban Bencana Alam

Relawan yang ikut membantu bencana alam diminta untuk memperhatikan kebutuhan anak-anak yang menjadi korban.


Kakek Pencari Batu Hilang Tenggelam di Sungai Lematang, Basarnas Kerahkan Tim SAR Gabungan

10 hari lalu

Ilustrasi orang tenggelam. FOX2now.com
Kakek Pencari Batu Hilang Tenggelam di Sungai Lematang, Basarnas Kerahkan Tim SAR Gabungan

Basarnas Palembang menurunkan satu tim rescue di Pos SAR Pagaralam lengkap dengan peralatan SAR Air ke lokasi pencarian orang hilang tenggelam itu.


Longsor dan Banjir di Wilayah Gunung Semeru: 3 Tewas, 17 Jembatan Rusak, Akses Lumajang-Malang Terputus

15 hari lalu

Sejumlah warga melihat Jembatan Gondoruso di Kecamatan Pasirian yang terputus akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru pada Jumat (19/4/2024). (ANTARA/VJ Hamka Agung Balya)
Longsor dan Banjir di Wilayah Gunung Semeru: 3 Tewas, 17 Jembatan Rusak, Akses Lumajang-Malang Terputus

Bencana banjir dan longsor yang dipicu intensitas hujan yang tinggi di wilayah Gunung Semeru menimbulkan korban jiwa dan merusak sejumlah fasilitas


Setidaknya 11 Jembatan di Lumajang Rusak Akibat Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

15 hari lalu

Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jumat (19/4), menetapkan masa tanggap darurat bencana hingga 2 Mei mengacu pada potensi cuaca buruk di kawasan lereng Gunung Semeru.
Setidaknya 11 Jembatan di Lumajang Rusak Akibat Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

Setidaknya ada 11 jembatan di Lumajang yang dilaporkan rusak akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru.


3 Orang Meninggal Akibat Longsor dan Lahar Dingin di Kawasan Gunung Semeru

15 hari lalu

Sejumlah warga melihat Jembatan Gondoruso di Kecamatan Pasirian yang terputus akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru pada Jumat (19/4/2024). (ANTARA/VJ Hamka Agung Balya)
3 Orang Meninggal Akibat Longsor dan Lahar Dingin di Kawasan Gunung Semeru

Satu warga meninggal akibat tertimbun material longsor dan dua warga meninggal akibat terbawa arus lahar dingin Gunung Semeru


Selain Erupsi Gunung Ruang, Aktivitas Lewotobi Laki-laki sampai Semeru dan Gamalama Sedang Naik

15 hari lalu

Visual Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, NTT, Kamis (18/4/2024). (ANTARA/HO-Badan Geologi)
Selain Erupsi Gunung Ruang, Aktivitas Lewotobi Laki-laki sampai Semeru dan Gamalama Sedang Naik

Aktivitas gunung berapi tidak hanya terjadi pada Gunung Ruang , tapi juga Lewotobi Laki-laki sampai Gamalama dan Semeru.


Jembatan yang Dilintasi Mendadak Putus, Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Lahar Dingin Gunung Semeru

16 hari lalu

Tangkapan layar - Sejumlah dump truck terjebak banjir lahar dingin Gunung Semeru di DAS Regoyo, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Minggu 3 Maret 2024. (ANTARA/HO-BPBD Lumajang)
Jembatan yang Dilintasi Mendadak Putus, Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Lahar Dingin Gunung Semeru

Sepasang suami-istri menjadi korban lahar dingin Gunung Semeru. Mereka jatuh ke sungai saat jembatan yang mereka lintasi terputus.


Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

16 hari lalu

Tangkapan layar - Sejumlah dump truck terjebak banjir lahar dingin Gunung Semeru di DAS Regoyo, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Minggu 3 Maret 2024. (ANTARA/HO-BPBD Lumajang)
Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

Lahar dingin dari Gunung Semeru meningkatkan debot air daerah Sungai Regoyo di Lumajang. Warga sekitar mengungsi mandiri.