TEMPO Interaktif, Jakarta:Partai Demokrat menyatakan koalisi empat partai yang akan mengusung Susilo Bambang Yudhoyono sebagai calon presiden dilatarbelakangi oleh pemahaman yang sama untuk membentuk koalisi yang kuat dan menilai Yudhoyono memiliki peluang yang besar untuk terpilih kembali pada pemilu tahun depan. Namun, mengenai pendampingnya, masih belum final siapa figur yang paling laik.
Menurut Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Marzuki Ali, pembicaraan antara empat partai yaitu PPP,PKB, Partai Golkar dan Partai Demokrat Pada Selasa Malam (30/12) lebih pada upaya menggagas membangun koalisi yang kuat, punya moral dan punya komitmen untuk mendukung Yudhoyono."Partai Demokrat menginginkan koalisi yang nantinya dibangun tidak seperti sekarang, kalau PKB bilang, koalisi pura-pura," ujar Marzuki saat dihubungi Tempo, Kamis (1/1).
Pembicaraan empat partai ini, ujar Marzuki, masih belum final dan baru gagasan awal untuk menetapkan koalisi kuat mendukung Yudhoyono. Upaya ini, ujar Marzuki, baru membangun jejaring awal untuk melihat partai mana yang memang memiliki kesamaan. "Namun, pada prinsipnya keempat partai ini bisa berkoalisi, cuma komitmennya tinggal dikuatkan," kata dia.
Mengenai pasangan Yudhoyono-Kalla, ujar Marzuki, itu belum menjadi keputusan. Pilihan Kalla sebagai calon wakil presiden nantinya baru salah satu opsi. "kalau cawapresnya sudah ditetapkan, bisa-bisa tidak ada yang berkoalisi lagi dengan kami, ketiga partai itu keinginannnya sama, cawapresnya dari partai mereka," kata dia.
Ketua DPP Partai Persatuan pembangunan Lukman Hakim Saefuddin menyatakan dukungan terhadap Yudhoyono memang muncul di internal partai. Namun, kata Lukman, belum sampau keputusan final baru sebatas penjajakan. "Syah-syah saja kan internal mendukung Yudhoyono, tetapi keputusannya setelah pemilu legislatif," kata dia.
Dalam internal partai, ujar Lukman, dukungan terhadap Yudhoyono memang paling mengemuka. Namun, untuk saat ini partainya baru sebatas melihat-lihat siapa yang memang pastinya didukung PPP."PPP tahu diri soal capres, namun nanti pastinya kita lihat setelah pemilu legislatif, masih penjajakan semuanya," kata Lukman.
ANTON APRIANTO