TEMPO.CO, Jakarta - Lawatan Presiden Joko Widodo atau Jokowi ke Uni Emirat Arab (UEA) telah menghasilkan komitmen bisnis dan investasi senilai US$ 32,7 miliar. Jumlah tersebut didapat dari 19 perjanjian kerja sama pada Kamis, 4 November 2021.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan komitmen bisnis dan investasi tersebut menjadi salah satu bahasan saat Jokowi bertemu dengan Putra Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohammed Bin Zayed Al Nahyan (MBZ) di Istana Al-Shatie, Abu Dhabi.
"Kedua pemimpin membahas kemajuan kerja sama investasi antara kedua negara. Sebagai informasi, selama kunjungan ini terdapat komitmen bisnis dan investasi senilai USD 32,7 miliar dari 19 perjanjian kerja sama yang akan dipertukarkan di Dubai," ujar Retno dalam keterangannya, Kamis, 4 November 2021.
Ia merinci, komitmen bisnis dan investasi tersebut antara lain kerja sama antara Indonesia Investment Authority (INA) dengan Abu Dhabi Growth Fund (ADG), INA dan DB World, floating solar panel antara Masdar dan Pertamina, refinery Balikpapan, manufaktur dan distribusi vaksin dan bio product. Selain itu juga berbagai kesepakatan G42 dengan mitra di Indonesia, antara lain di bidang smart cities, telekomunikasi, pengembangan laboratorium genomic, dan lain sebagainya.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, menjelaskan Indonesia akan memberikan karpet merah bagi semua negara untuk investasi di Indonesia. Atas dasar itu, Menteri Investasi akan melakukan perjanjian dengan salah satu pengusaha dari Amerika.
"Sekarang kita sedang negosiasi akhir sampai dengan tengah malam, yang akan masuk di bidang hilirisasi. Ini akan kami buat dan kami umumkan besok nanti," ujar Bahlil, kemarin.
Ia berharap, nilai US$ 32,7 miliar yang telah ada bisa didongkrak lagi menjadi paling tidak di atas USD 35 miliar.
Baca juga: Lagu Lama Jokowi di Forum Perubahan Iklim COP26 Glasgow