TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo optimistis Indonesia dapat memenuhi komitmen pengurangan emisi sebesar 29 persen secara unconditional pada 2030, sebagaimana tertuang di dalam Paris Agreement. Hal ini diungkapkan Jokowi ketika mengadakan pertemuan CEOs Forum dengan beberapa investor besar asal Inggris, pada di Glasgow, Skotlandia, Senin pagi, 1 November 2021.
"Indonesia telah mengadopsi Strategi Jangka Panjang Rendah Karbon dan Ketahanan Iklim 2050, serta road map yang detail untuk mencapai target net zero emission pada 2060 atau lebih awal," kata Jokowi.
Jokowi menegaskan pentingnya sinkronisasi kebijakan antara negara maju dan berkembang mengenai perubahan iklim. Menurut Presiden semua pihak, termasuk negara-negara maju, harus menunjukkan langkah lebih konkret dalam hal pengendalian iklim.
"Terutama dalam hal dukungan pendanaan untuk negara-negara berkembang dalam melakukan transisi energi dari fossil fuel ke renewable energy," kata Jokowi.
Ia pun mengharapkan bahwa pendanaan adaptasi sebesar US$ 100 miliar dari negara maju bisa segera dipenuhi agar mempercepat upaya penanganan perubahan iklim.
Jokowi kembali mengklaim bahwa dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah menunjukkan langkah konkret dalam hal pengendalian iklim. Laju deforestasi di Indonesia saat ini, kata dia, adalah terendah selama 20 tahun. Tingkat kebakaran hutan pun ia sebut berkurang 82 persen.
"Indonesia juga akan melakukan restorasi sebesar 64 ribu hektare lahan mangrove. Ini sangat penting karena mangrove menyimpan karbon 3-4x lebih besar dibandingkan lahan gambut," kata Jokowi.
Baca Juga: Jokowi: Indonesia Ingin G20 Jadi Contoh Atasi Perubahan Iklim