TEMPO.CO, Jakarta - Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur mengusulkan nama almarahum Muhammad Tabrani sebagai pahlawan nasional. M Tabrani merupakan tokoh asal Pamekasan, Madura, yang mengemukakan perlunya melahirkan bahasa Indonesia.
“Kegigihan dan keberaniannya dalam menyatukan bangsa melalui bahasa Indonesia perlu mendapat apresiasi dari semua kalangan, khususnya dari masyarakat Madura,” ujar Kepala Balai Bahasa Jawa Timur Asrif dalam keterangannya, Jumat, 29 Oktober 2021.
Baca juga:
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud E. Aminuddin Aziz menyatakan dukungan atas usulan itu. Ia juga mengajak masyarakat Madura memberikan penghargaan kepada M. Tabrani.
Mengingat bahasa Indonesia merupakan elemen dasar pembentuk aneka ragam manusia menjadi bangsa Indonesia yang bersatu, kata Asrif, negara perlu hadir memberikan penghargaan yang layak kepada tokoh penggagas lahirnya bahasa persatuan Indonesia.
“Setelah sosialisasi diharapkan pemerintah daerah setempat dapat mengajukan berkas atau kelengkapan M Tabrani sebagai pahlawan nasional,” kata Asrif.
Asrif menilai pemikiran penyatuan bangsa dengan bahasa dengan tegas diungkapkan oleh M Tabrani. Selain itu, Tabrani sebagai jurnalis sekaligus pemimpin redaksi koran Hindia Baroe secara terang-terangan menggunakan terma bahasa Indonesia dalam korannya sejak awal 1926.
Hal itu terlihat dari salah satu kolom dalam koran Hindia Baroe yang dinamai dengan “Anak dan Bahasa Indonesia”. Kolom yang berisi tulisan dari masyarakat—semacam Surat Pembaca pada koran masa kini—itu merupakan cerminan bahwa nama bahasa Indonesia sudah mulai dimasyarakatkan melalui koran yang dipimpin M Tabrani.
Selain nama kolom, pemikiran Tabrani tentang bahasa Indonesia secara jelas terpampang pada tulisannya dalam koran Hindia Baroe yang dipimpinnya. Tulisan yang berjudul 'Bahasa Indonesia' yang ada pada kolom Kepentingan tersebut secara jelas mengemukakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan untuk mencapai kemerdekaan. Sebuah pemikiran yang berani yang diungkapkan seseorang yang hidup di wilayah yang sedang dijajah oleh bangsa asing, bangsa Belanda.
Pemikiran-pemikiran Tabrani bisa dikatakan orisinal dan besar pada masa itu. Pertama, Tabrani sudah menggunakan nama bahasa Indonesia jauh sebelum adanya Ikrar Sumpah Pemuda (1928) dan bahkan sebelum adanya Kongres Pemuda Pertama (April-Mei 1926).
Kedua, Tabrani telah menyadari adanya masalah yang menyebabkan persatuan anak-Indonesia tidak cepat tercapai, yaitu tidak adanya bahasa yang gampang diketahui oleh seluruh bangsa Indonesia.
Ketiga, M Tabrani telah meyakini bahwa kemerdekaan akan tercapai jika ada persatuan. Persatuan dapat tercapai salah satunya jika ada ikatan bahasa Indonesia.
Baca juga: Tabrani, Tokoh yang Menentang Bahasa Melayu
FRISKI RIANA