INFO NASIONAL - Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menjajaki potensi pemanfaatan inovasi kapal listrik untuk perikanan tangkap guna mendukung prinsip ekonomi biru.
Hal itu diungkapkan Mentan saat menjajal kapal ferry Ellen yang melayani rute penyeberangan dari Sonderborg ke Aeroskobing, Denmark dan melihat fasilitas pengisian ulang tenaga baterai kapal pada Kamis, 28 Oktober 2021. Turut mendampingi Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Denmark Merangkap Republik Lithuania, Dewi Savitri Wahab.
Baca Juga:
Kapal yang ditumpangi Mentan menerapkan prinsip ramah lingkungan dan hemat energi dengan tenaga listrik. " Dari keterangan pembuat kapal, pihak OMT (Odense Maritime Technology A/S), menyatakan inovasi ini efektif mengurangi emisi," kata Mentan.
Ia juga sempat berdiskusi dengan pihak galangan yang menyatakan saat ini sedang pada tahap penelitian memanfaatkan tenaga listrik untuk diterapkan pada kapal dengan jarak tempuh dan waktu operasional yang lebih lama, seperti jenis kapal perikanan.
"Saya tertarik memanfaatkan potensi tenaga listrik diterapkan untuk kapal perikanan di tanah air sesuai dengan prinsip ekonomi biru yang ramah ekologi dan mendukung kesejahteraan. Saya akan diskusi dengan Bappenas bagaimana wujudkan ini," tutur Trenggono.
Dubes Dewi Savitri Wahab menambahkan bahwa kedua negara memiliki karakter yang sama, yakni negara maritim dengan banyak pulau yang memerlukan konektivitas laut. "Pengalaman Denmark membangun kapal bertenaga listrik diharapkan dapat dikerjasamakan yang saling menguntungkan bagi kedua negara. Khususnya pengembangan tenaga listrik untuk kapal perikanan," ujar Dewi.
Sekilas informasi, transportasi laut merupakan salah satu konsumen terbesar bahan bakar fosil. Menurut laporan firma riset pasar IDTechEx, kapal listrik memiliki baterai terbesar. Untuk skala baterai, IDTechEx menawarkan ukuran rata-rata baterai EV, yang di Amerika Serikat adalah 67 kWh. Kemudian ada kapal feri Ellen di Denmark, yang ditenagai oleh baterai dengan total kapasitas 4.300 kWh.
Di Indonesia, banyak kalangan memprediksi peluang kapal bertenaga listrik cukup besar karena banyaknya rute penyeberangan antarpulau dan wilayah perairan yang luas. (*)