INFO NASIONAL - Wakil Ketua MPR, Syarief Hasan menyatakan pentingnya keberpihakan terhadap pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) agar mampu naik kelas dan berdaya saing dalam dinamika perekonomian nasional.
UMKM kendati terbukti tahan terhadap berbagai goncangan krisis, ujar Syarief, namun riskan terhadap gejolak perekonomian. Saat pandemi, banyak UMKM terpaksa gulung tikar karena kekurangan biaya produksi, permintaan yang menurun, sampai kesulitan pada akses keuangan.
“Struktur perekonomian kita sejatinya sangatlah bertumpu pada UMKM, yakni sebanyak 99,99 persen. Bandingkan dengan pelaku usaha besar yang hanya berjumlah 0,01 persen namun mampu menyumbang 38,9 persen terhadap PDB,” tutur Syarif dalam seminar hybrid di Hotel Sultan, Jakarta, Senin, 18 Oktober 2021.
Syarief berharap sektor UMKM akan terintegrasi ke dalam pasar digital yang tengah berkembang. Dengan demikian, usaha mikro tidak terbatas pada daya jangkau domestik, namun juga mampu menembus pasar global. Dibutuhkan daya dukung kelembagaan untuk mengakselerasi daya saing sektor mikro sehingga memberikan kontribusi signifikan dalam perekonomian nasional.
Ia menyatakan UMKM tidak boleh dibiarkan berjalan sendirian. Pemerintah harus memberi dukungan berkelanjutan, baik dari sisi pembiayaan, pelatihan kewirausahaan, maupun strategi penjualan sehingga produk UMKM berdaya saing. Dari sisi perizinan, perlu diberikan afirmasi agar UMKM mendapatkan legalitas, serta jaminan kredit berusaha.
“Dengan bertransformasi ke dalam sektor formal, UMKM juga semakin memberikan daya dukung optimal bagi penerimaan negara, juga jaminan kesejahteraan bagi pekerjanya,” kata Syarief.
Pernyataan Syarief ini sejalan dengan narasumber dari Deputi Kewirausahaan KemenkopUKM, Siti Azizah, yang membeberkan salah satu strategi meningkatkan daya saing UMKM yakni melakukan digitalisasi UMKM. Jika digitalisasi ini masif, maka pelaku UMKM dapat menggunakan teknologi untuk memasarkan produknya.
“Ada empat tantangan yang dihadapi UMKM di era digital ini, yakni literasi digital, kapasitas produksi, kualitas produksi, dan akses pasar. KemenkopUKM sendiri telah melakukan serangkaian kebijakan dalam peningkatan daya saing UMKM. Diharapkan pada tahun 2024 ada sebanyak 30 juta UMKM yang onboarding digital, 500 koperasi digital, kontribusi ekspor sebesar 20 persen, serta 3,95 persen target rasio kewirausahaan,” ujar Deputi Kewirausahaan KemenkopUKM ini.
Sedangkan Ketua Umum Dewan UKM Indonesia, Irwan Wijaya, menuturkan tiga kendala yang dihadapi oleh UMKM, yakni keterbatasan SDM dalam literasi digital, menentukan platform digital, serta strategi pemasaran digital. Padahal hingga Oktober 2021, UMKM yang terhubung dengan platform digital telah mencapai 15,9 juta atau sekitar 24,9 persen dari jumlah total UMKM sebanyak 65 juta unit. (*)