TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto disebut-sebut akan kembali mencalonkan diri sebagai kandidat presiden pada Pemilu atau Pilpres 2024.
Prabowo kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan di kabinet Presiden Joko Widodo atau Jokowi-Ma’ruf Amin. Jika benar ikut Pilpres 2024, maka ini ketiga kalinya Prabowo ikut serta sebagai capres dalam pemilu.
Prabowo pertama kali menjadi capres pada 2014 dan berpasangan dengan Hatta Rajasa. Ia berhadapan dengan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla, namun kalah. Pada Pemilu 2019, Prabowo berpasangan dengan Sandiaga Uno dan menjadi saingan Jokowi-Ma’ruf. Ia pun kembali kalah karena Jokowi-Ma’ruf terpilih dengan perolehan suara 55,50 persen.
Dalam sejumlah survei, elektabilitas Prabowo disebut menurun. Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), misalnya, tingkat keterpilihan Prabowo cenderung menurun sejak Maret 2020 hingga September 2021.
Direktur Riset SMRC Deni Irvani menyebutkan, dalam format pertanyaan semi terbuka dengan daftar 42 nama capres, Prabowo mendapat dukungan 18,1 persen. Dibandingkan Maret 2020, angka tersebut menurun, yaitu dari 19,5 persen. “Prabowo cenderung turun, Ganjar Pranowo naik, Anies sedikit naik,” kata Deni dalam paparannya, Kamis, 7 Oktober 2021.
Dalam simulasi pilihan tertutup terhadap 15 nama, Prabowo mendapat dukungan 20,7 persen. Angka tersebut juga menurun jika dibandingkan Oktober 2020, yaitu 22,2 persen.
Kemudian dalam pilihan tertutup 8 nama, hasil survei pada September 2021 itu menunjukkan Prabowo mendapat dukungan sebesar 22,5 persen. Dibandingkan dengan Mei 2021, nama Prabowo konsisten melemah dari 26 persen.
Jika calon presidennya hanya tiga nama, yaitu Prabowo, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan, simulasi tertutup itu memperlihatkan Prabowo mendapat dukungan 30,8 persen. Namun, trennya sedikit melemah dari 34,1 persen.
Survei SMRC juga membandingkan kondisi menjelang 2024 dengan 2,5 tahun menjelang Pilpres 2014. “Kenapa kita bandingkan 2014 dan 2024? Karena kondisinya sama-sama tidak ada petahana,” ujar Deni.
Menjelang 2014 atau pada Desember 2011, dua nama teratas calon presiden adalah Megawati dan Prabowo. Saat itu, nama Presiden Joko Widodo atau Jokowi (yang terpilih dalam Pilpres 2014) belum muncul ke 5 besar.
Pada 2021 atau 2,5 tahun menjelang 2024, dua nama terbesar adalah Ganjar dan Prabowo. Deni menyebut nama Prabowo masih yang tertinggi elektabilitasnya dengan 18,1 persen, dan Ganjar 15,8 persen. Tetapi, dari Maret 2020 ke September 2021, dukungan pada Prabowo cenderung stagnan atau bahkan sedikit melemah dari 19,5 persen. “Sedangkan ganjar dari 6,9 persen naik menjadi 15,8 persen, menguat,” katanya.
Survei tentang Pilpres 2024 tersebut melibatkan 981 responden yang dapat diwawancarai secara valid. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar lebih kurang 3,19 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Survei wawancara lapangan ini dilakukan pada periode 15-21 September 2021.
Baca juga: Sekjen Gerindra Bilang Prabowo Bakal Maju Pilpres 2024
FRISKI RIANA