TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Jawa-Bali, Luhut Binsar Pandjaitan, menyayangkan sebanyak 41 juta stok vaksin Covid-19 belum disuntikkan ke warga. Padahal, vaksin tersebut telah didistribusikan ke provinsi serta kabupaten dan kota.
“Ini tentu saja sangat disayangkan mengingat animo masyarakat sangat tinggi untuk vaksinasi,” katanya dalam konferensi pers secara virtual, Senin, 13 September 2021.
Pemerintah tengah mengejar target vaksinasi hingga menjangkau 208 juta penduduk. Luhut mengatakan mengatakan pemerintah bakal memasukkan indikator cakupan vaksinasi untuk mengevaluasi status PPKM suatu daerah.
Kebijakan itu merupakan upaya untuk mencapai proses transisi hidup bersama Covid-19. Adapun sebagai syarat untuk turun level dari 3 menjadi 2, cakupan vaksinasi suatu daerah untuk dosis pertama harus menyentuh 50 persen. Kemudian, cakupan vaksinasi orang tua atau lanjut usia harus 40 persen.
Kemudian untuk menurunkan status PPKM dari level 2 menjadi 1, suatu daerah perlu mencapai target vaksin dosis pertama 70 persen. Capaian vaksinasi lansia juga harus menyentuh 60 persen.
Untuk kota-kota yang saat ini berada pada level 2, Luhut mengatakan pemerintah akan memberikan waktu selama dua pekan untuk dapat mengejar target vaksinasi. “Jika tidak bisa dicapai, akan dinaikkan statusnya ke level 3,” tutur Luhut.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan pemerintah telah menerima total 169 juta dosis vaksin. Sebanyak 157 vaksin telah didistribusikan ke daerah. Sementara itu, 9 juta lainnya sedang dalam perjalanan dan tiga juta dosis untuk cadangan nasional.
Adapun dari total 157 juta dosis vaksin Covid-19 yang dikirim ke daerah, sebanyak 116 juta dosis sudah disuntikkan. “Rinciannya, 73 juta dosis pertama dan 43 juta dosis suntik kedua, sisanya sebanyak 41 juta dosis masih disimpan sebagai stok di daerah-daerah,” ujar Budi Gunadi.
Baca juga: Inggris Batalkan Kebijakan Paspor Vaksin Covid-19