Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pengamat: Butuh Waktu Mendalami Implikasi Berkuasanya Taliban di Afghanistan

image-gnews
Mantan Presiden Afghanistan Hamid Karzai, didampingi oleh utusan perdamaian Abdullah Abdullah, berbincang dengan anggota delegasi Taliban dalam rilis yang diunggah pada 19 Agustus 2021. Taliban berupaya meyakinkan dunia internasional, jika kelompoknya tidak sama dengan di era 1990-an, dan sanggup memerintah Afghanistan dengan sebaik-baiknya. Abdullah via Facebook
Mantan Presiden Afghanistan Hamid Karzai, didampingi oleh utusan perdamaian Abdullah Abdullah, berbincang dengan anggota delegasi Taliban dalam rilis yang diunggah pada 19 Agustus 2021. Taliban berupaya meyakinkan dunia internasional, jika kelompoknya tidak sama dengan di era 1990-an, dan sanggup memerintah Afghanistan dengan sebaik-baiknya. Abdullah via Facebook
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat intelijen As'ad Ali mengatakan butuh waktu setidaknya satu bulan untuk mendalami implikasi berkuasanya Taliban di Afghanistan, baik terhadap pemerintahan di dalam negeri mereka sendiri, terhadap kelompok radikal, secara geopolitik dengan negara sekitar, maupun terhadap Indonesia.

"Kita masih menunggu, paling tidak butuh satu bulan untuk mendalami secara lebih baik bagaimana implikasinya ke dalam dan luar," kata As'ad dalam webinar "Kemenangan Taliban di Afghanistan dan Implikasinya" yang digelar LAKPESDAM PBNU, Kamis, 19 Agustus 2021.

Taliban telah menyampaikan konferensi pers perdana usai menduduki Kabul, ibu kota Afghanistan. Taliban berjanji menampilkan wajah yang moderat dan inklusif melibatkan semua pihak, serta berjanji akan menghormati hak perempuan Afghanistan.

"Apakah akan moderat benar akan bergantung beberapa hari ke depan, apakah betul-betul pemerintahan ini inklusif melibatkan banyak pihak, apakah benar-benar penghormatan HAM, penghormatan wanita, dan pelepasan tahanan itu terlaksana atau tidak," kata As'ad.

Sementara ini, kata As'ad yang belum terdengar ialah bagaimana sikap Taliban terhadap Alqaeda dan ISIS. Ia mengatakan Alqaeda masih kuat dan tersebar di belasan provinsi di Afghanistan. Ia juga merujuk pernyataan mantan pemimpin ISIS Abu Bakar Al Baghdadi yang pernah menyebut Afghanistan sebagai medan jihad baru.

As'ad mengatakan, Afghanistan dengan kekayaan tambangnya menjadi rebutan banyak pihak. Ketika Mujahidin memimpin pemerintahan, kata dia, Amerika Serikat meminta 15 pangkalan militer, Inggris meminta 3 pangkalan militer, dan Perancis meminta 1 pangkalan.

Dari sisi geopolitik, dia melanjutkan, ketegangan di Afghanistan tak seperti dulu. Ia mengatakan memang ada potensi ketegangan mengingat beberapa negara di kawasan tersebut tak akur.

Misalnya, jika Afghanistan terlalu dekat dengan Iran, Arab Saudi ditengarai akan marah. Begitu pula jika dekat dengan India, hal itu diperkirakan bisa membuat Pakistan marah.

Namun As'ad mengatakan, faktor geopolitik yang lebih berpengaruh kini adalah keberadaan Alqaeda dan ISIS di sana.

"Ke depan apakah benar-benar kalau memang dia ingin ber-image moderat, apakah Taliban ini mampu mengendalikan situasi, mengendalikan Alqaeda di sana, mampu mengendalikan ISIS di sana," ujar mantan Wakil Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ihwal implikasi berkuasanya Taliban ke Indonesia, As'ad mengatakan aliran keagamaan di Afghanistan tak jauh berbeda dengan muslim Indonesia. Menurutnya, aliran Islam ke Afghanistan dan Indonesia sama-sama berasal dari Asy'ariyah-Maturidiyah, bermazhab madrasah hanafi, sedangkan Indonesia bermazhab syafi'i, dan sama-sama mempraktikkan tasawuf.

Adapun implikasi ke kelompok radikal, ujar As'ad, hal itu bergantung kepada kemampuan Taliban itu sendiri dalam menjalankan pemerintahan. Bila kemenangan Taliban muncul begitu saja tanpa skenario, As'ad menduga akan ada persoalan dan mereka akan bernasib seperti Mujahidin dulu yang tak bisa menertibkan negara dan menjamin kesejahteraan.

"Saya berkali-kali ke sana, bagaimana miskinnya negara itu, compang-camping, banyak orang cacat, pendidikan terlantar, sehingga tentara pun yang direkrut kebanyakan tidak sekolah," kata As'ad, yang pernah menjabat Wakil Kepala Badan Intelijen Negara ini.

Meski begitu, As'ad meyakini berkuasanya Taliban bukan sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba, melainkan sudah lama dipersiapkan. Ia menilai Amerika Serikat tak akan serta-merta menarik pasukan mereka dari Afghanistan tanpa suatu skenario.

"Bisa juga demoralisasi, tapi menurut saya ada faktor X, mengapa (pemerintahan Afghanistan) cepat jatuh (ke tangan Taliban) seperti itu," ujar As'ad.

Salah satu indikasi menurut As'ad ialah dibukanya kantor biro Taliban Akhundadza di Doha, Qatar, pada 2013. Ia menilai tak mungkin Qatar berani membiarkan kantor biro Taliban berdiri di sana jika tak direstui Amerika Serikat.

"Implikasinya masih kita lihat. Apakah ini permainan skenario Amerika atau kecelakaan? Menurut saya tidak (kecelakaan) karena dibuka biro politik Akhundadza tahun 2013 di Doha, sudah sekian tahun artinya ada persiapan yang matang," kata As'ad.

BUDIARTI UTAMI PUTRI | NU.OR.ID

Baca: Taliban Tembaki Warga yang Kibarkan Bendera Afghanistan di Jalan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

4 jam lalu

Mahasiswa pro-Palestina mengambil bagian dalam protes mendukung Palestina di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza, di Universitas Columbia di New York City, AS, 12 Oktober 2023. REUTERS/Jeenah Moon
Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 26 April 2024 diawali oleh kabar seorang wanita di Korea Selatan ditipu oleh orang yang mengaku sebagai Elon Musk


Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

14 jam lalu

Para pengunjuk rasa duduk di perkemahan saat mereka memprotes solidaritas dengan penyelenggara Pro-Palestina di kampus Universitas Columbia, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 19 April 2024. REUTERS/Caitlin Ochs
Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza


Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

15 jam lalu

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kiri) menyambut kedatangan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd J. Austin III sebelum melakukan pertemuan tingkat menteri pertahanan ASEAN dan AS di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu 15 November 2023. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.


Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

19 jam lalu

Mahasiswa pro-Palestina mengambil bagian dalam protes mendukung Palestina di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza, di Universitas Columbia di New York City, AS, 12 Oktober 2023. REUTERS/Jeenah Moon
Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina


Konflik TikTok dengan AS Makin Panas: ByteDance Mau Jual?

1 hari lalu

Logo TikTok terlihat di smartphone di depan logo ByteDance yang ditampilkan dalam ilustrasi yang diambil pada 27 November 2019. [REUTERS / Dado Ruvic / Illustration / File Photo]
Konflik TikTok dengan AS Makin Panas: ByteDance Mau Jual?

Bagaimana nasib TikTok di AS pasca-konflik panas dan pengesahan RUU pemblokiran aplikasi muncul di sana?


Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

1 hari lalu

Koalisi mahasiswa Universitas Michigan berkumpul di sebuah perkemahan di Diag untuk menekan universitas tersebut agar melepaskan dana abadinya dari perusahaan-perusahaan yang mendukung Israel atau dapat mengambil keuntungan dari konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di kampus perguruan tinggi Universitas Michigan  di Ann Arbor, Michigan, AS, 22 April 2024. REUTERS/Rebecca Cook
Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

Berbagi kampus di Amerika Serikat unjuk rasa mendukung Palestina dengan tuntutan yang seragam soal protes genosida di Gaza.


Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

1 hari lalu

Suharso Monoarfa bertemu Luhut Binsar Panjaitan di Singapura. Instagram/@Suharsomonoarfa
Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.


Menteri Pertahanan Amerika Serikat Telepon Prabowo Subianto Ucapkan Selamat

1 hari lalu

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kiri) menyambut kedatangan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd J. Austin III sebelum melakukan pertemuan tingkat menteri pertahanan ASEAN dan AS di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu 15 November 2023. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Telepon Prabowo Subianto Ucapkan Selamat

Menteri Pertahanan Amerika Serikat kembali menyampaikan ucapan selamat dari Joe Biden kepada Prabowo Subianto atas kemenangan di pilpres 2024


AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

1 hari lalu

Bendera AS dan logo TikTok terlihat melalui pecahan kaca dalam ilustrasi yang diambil pada 20 Maret 2024. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo
AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

Amerika Serikat resmi melarang TikTok karena alasan keamanan jika ByteDance tidak melakukan divestasi sahamnya. Perusahaan Cina itu melawan.


Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

1 hari lalu

Seorang pria memegang spanduk saat dia melakukan protes di luar Universitas New York, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 23 April 2024. REUTERS/Eduardo Munoz
Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.