INFO NASIONAL- Menciptakan SDM yang unggul pascapandemi Covid-19 jadi fokus Kemnaker memulihkan ekonomi nasional. Salah satu langkah strategisnya adalah meningkatkan kapital digital SDM Indonesia agar akses terhadap teknologi digital dapat dimanfaatkan secara optimal.
"Melalui kapital digital juga akan melakukan transformasi pemanfaatan teknologi digital untuk meningkatkan kapital ekonomi, kapital sosial, dan kapital kultural (sertifikasi profesi)," kata Sekretaris Jenderal Kemnaker, Anwar Sanusi saat menjadi pembicara pada Webinar Pasar Sakti (job fair) bertajuk 'Fight Back Economy', Kamis, 29 Juli 2021.
Anwar menegaskan, fleksibilitas pasar kerja dan masifikasi penciptaan lapangan kerja yang berkualitas merupakan sebuah keharusan dalam arah kebijakan Ketenagakerjaan. Untuk itu, pihaknya memberikan ruang seluas-luasnya bagi para talenta muda agar bisa berkreasi.
"Kami memiliki beberapa agenda seperti transformasi innovation room menjadi talent hub. Kemudian pengembangan kompetensi talenta muda, mulai dari pemetaan talenta muda, pembentukan tim seleksi talenta muda, dan peningkatan talenta muda. Termasuk juga pembentukan talent corner di BLK UPTP dan talent scouting inovator muda," ujar Anwar.
Seiring makin cepatnya perubahan dunia ketenagakerjaan akibat proses otomasi industri dan dampak Covid-19 yang mendorong percepatan penggunaan teknologi digital dan online, Kemnaker telah menyiapkan strategi pelatihan vokasi memiliki sejumlah keunggulan.
Yakni durasi relatif singkat, input peserta tidak terbatas usia tertentu (long life learning), pengajar yang praktisi, fleksibilitas program pelatihan terhadap perubahan dunia kerja, dan program pelatihan yang to the point terhadap kompetensi yang dibutuhkan. Selain itu dapat dikombinasikan dengan program social safety seperti Kartu Prakerja, KIP, PKH, BPJS, dan lainnya.
Untuk meningkatkan mutu pelatihan vokasi dan penguatan akses, Kemnaker telah mengeluarkan berbagai kebijakan. Mulai dari masuk BLK tanpa syarat umur dan latar belakang pendidikan, masifikasi output pelatihan melalui program 3R, BLK Komunitas, triple skilling, penambahan instruktur pelatihan. Berikutnya perbaikan sarana dan prasarana latihan kerja, bantuan sarana, prasarana dan program untuk LPKS, pemagangan nasional bersama Kadin, Apindo, dan industri; dan pelatihan mentor dari industri.
Saat ini ada 109 pusat pelatihan di 17 Kementerian/Lembaga yang memiliki kapasitas 1,2 juta orang, 799 pusat pelatihan sektor industri yang mampu melatih kapasitas 1,4 juta orang, dan 2.127 BLK Komunitas berkapasitas 204.149 orang. Selain itu, masih ada 524 BLKLN dan 305 BLK Pemerintah dengan kapasitas 300.898 orang, 5.020 LPK swasta dengan, kapasitas 2.239.608 orang, dan sebanyak 1.874 LSP untuk sertifikasi dengan kapasitas 4.926.635 asesi.
"Kalau semua diintegrasikan jumlahnya 5.443.181 orang per tahun. Dengan dukungan infrastruktur dan potensi yang besar, semoga mampu menjawab tantangan menghadapi akibat pandemi Covid-19 dengan komitmen yang kuat," kata Anwar. (*)