Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Suara Mahasiswa Yogyakarta: Pemerintah dan Rakyat Tak Siap PPKM Darurat

Reporter

image-gnews
Akses menuju kawasan Malioboro Kota Yogyakarta tutup di masa PPKM Darurat pada Selasa, 6 Juli 2020. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Akses menuju kawasan Malioboro Kota Yogyakarta tutup di masa PPKM Darurat pada Selasa, 6 Juli 2020. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Mengemuka wacana PPKM Darurat diperpanjang hingga akhir Juli melihat tren kasus positif Covid-19 yang semakin meningkat. Hal ini sempat dikonfirmasi Muhadjir Effendy, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) pada 16 Juli 2021 lalu. Namun, belum ada kepastian resmi dari pemerintah mengenai perpanjangan PPKM Darurat ini. Jika PPKM Darurat jadi diperpanjang, bagaimana pendapat mahasiswa?

“Hapus PPKM Darurat,” kata Mahardika Ageng Kartiko, mahasiswa Departemen Politik dan Pemerintahan FISIPOL UGM. Pernyataan tersebut ia lontarkan karena melihat PPKM Darurat tidak begitu efektif dalam menekan kasus positif. Ia lebih merasa bahwa PPKM Darurat ini berdampak buruk bagi masyarakat berekonomi menengah ke bawah. 

Ia mengatakan, banyak masyarakat yang kehilangan mata pencaharian di sekitarnya sejak pandemi. Ditambah lagi dengan diadakannya PPKM Darurat, mereka semakin kesulitan mencari makan. “Seperti para pedagang di pasar, sejak pandemi, jarang masyarakat yang mengunjungi pasar. Apalagi ada PPKM ini, nggak ada pemasukan bagi mereka karena pasar-pasar ditutup,” ujar mahasiswa yang biasa disapa Dika. 

Hampir sama dengan Dika, Royyan Umar Ardiansyah, tidak mendukung PPKM Darurat diperpanjang. Mahasiswa Prodi Kebijakan Pendidikan FIP UNY ini melihat PPKM Darurat belum efektif untuk menekan angka kasus positif di Indonesia. Sebaliknya, ia melihat bahwa PPKM Darurat tidak menguntungkan masyarakat berekonomi rendah. “Aku malah melihat dampak buruknya ke ekonomi masyarakat berpendapatan rendah yang harus kerja dulu biar bisa makan,” kata Royyan. 

Sebagai mahasiswa, ia menyayangkan untuk tidak bisa ke kampus karena PPKM Darurat. “Beberapa kegiatan kemahasiswaan yang mengharuskan datang ke kampus  jadi terhambat karena kampus ditutup,” ujar Royyan.

Agak berbeda dengan pendapat Dika dan Royyan, sebagai mahasiswa, Anisa Ferunika melihat PPKM Darurat ini berhasil menekan tingkat mobilitas virus. Sebab, mahasiswa menjadi beralih untuk melaksanakan kegiatan menjadi sepenuhnya daring. “Mahasiswa, setidaknya di kampusku, jadi jarang nongkrong. Terus rapatnya mulai beralih menjadi full daring,” kata mahasiswa Prodi Ilmu Hukum FH UNY ini.

Meski demikian, ia menyatakan tidak setuju tentang PPKM Darurat diperpanjang. Hal ini, dikarenakan pemerintah dan masyarakat masih belum sepenuhnya siap menjalani PPKM Darurat. Apalagi dalam bidang ekonomi, masih banyak masyarakat yang menggantungkan untuk dapat makan pada pekerjaan mereka setiap hari. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nisa berharap pemerintah dapat mengambil keputusan yang arah geraknya berorientasi kepada masyarakat. Serta, kebijakan yang diambil ditegakkan secara bijak. “Soalnya, ketika pemerintah membuat peraturan baru, bisa disalahgunakan oleh oknum aparat dan dapat menimbulkan masalah baru seperti kasusnya Satpol PP (pemukulan oleh anggota Satpol PP di Gowa-red),” kata Nisa.

Sejalan dengan Nisa, Dika berharap pemerintah dapat segera memberikan solusi bagi penghidupan masyarakat kecil. “Semoga kebijakan bisa lebih relevan dengan keadaan di lapangan,” ujarnya. Selain itu, Royyan juga menunggu aksi nyata pembagian bantuan sosial yang telah dijanjikan oleh pemerintah selama PPKM Darurat. 

JACINDA NUURUN ADDUNYAA

Baca: Catatan Hati Anak Kos Selama PPKM Darurat di Yogyakarta

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

8 jam lalu

Mahasiswa pro-Palestina mengambil bagian dalam protes mendukung Palestina di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza, di Universitas Columbia di New York City, AS, 12 Oktober 2023. REUTERS/Jeenah Moon
Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina


Dosen Untan Diduga Jadi Joki Nilai, Dekan FISIP Minta Mahasiswa Tak Umbar Kasus Tersebut

1 hari lalu

Ilustrasi Universitas Tanjungpura. Sumber: Untan.ac.id
Dosen Untan Diduga Jadi Joki Nilai, Dekan FISIP Minta Mahasiswa Tak Umbar Kasus Tersebut

Dekan FISIP Untan meminta sivitas akademika agar tak mengumbar info soal dosen yang diduga jadi joki nilai.


8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

1 hari lalu

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.  Foto: Booking.com
8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.


Setelah Gaduh Ferienjob Jerman, Giliran Mahasiswa Magang Kerja ke Hungaria Mengadu ke Hotline Bareskrim Polri

1 hari lalu

Ilustrasi mahasiswa. Freepik.com
Setelah Gaduh Ferienjob Jerman, Giliran Mahasiswa Magang Kerja ke Hungaria Mengadu ke Hotline Bareskrim Polri

MIrip dengan keluhan peserta Ferienjob di Jerman, sejumlah mahasiswa magang kerja di Hungaria menyebut proram ini bukan magang melainkan TKI.


Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

1 hari lalu

Presiden pertama RI, Sukarno (kiri) didampingi Wakil Presiden Mohammad Hatta, memberikan hormat saat tiba di Jalan Asia Afrika yang menjadi Historical Walk dalam penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955. Dok. Museum KAA
Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.


Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

1 hari lalu

Video viral di media sosial berisi aksi belasan warga berebutan melempar sampah ke bak sebuah truk yang melintas di jalanan sekitar depo sampah Pasar Ngasem Kota Yogyakarta pada Rabu 24 April 2024. Dok. Istimewa
Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.


Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

2 hari lalu

Aktivis pro demokrasi Usman Hamid saat berorasi dalam Aksi Sejagad yang diikuti elemen gerakan Gejayan Memanggil hingga Forum Cik Ditiro di halaman Kantor KPU DIY Rabu, 24 April 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

Massa menggelar aksi di depan kantor KPU Yogyakarta hari ini. Usman Hamid yang hadir di aksi itu menyinggung tentang nepotisme.


Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

2 hari lalu

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata memberikan keterangan kepada awak media, di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024. KPK mengungkapkan telah menaikan status penyelidikan ke tingkat penyidikan dugaan penyimpangan tindak pidana korupsi dalam pemberian fasilitas penyaluran kredit Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). TEMPO/Imam Sukamto
Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, membeberkan nama-nama pegawai lembaga antikorupsi itu yang telah diperiksa oleh Polda Metro Jaya.


Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

2 hari lalu

Batik Nitik Yogyakarta yang sudah tercatat dalam indikasi geografis. Tempo/Pribadi Wicaksono
Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

Ketika cenderamata lokal sudah tertandai dengan indikasi geografis, reputasinya akan terangkat karena produk itu sudah dinyatakan original.


Guru Besar UGM Anjurkan Daun Pegagan untuk Terapi Daya Ingat, Begini Cara Kerjanya

2 hari lalu

Ilustrasi otak. medicalnews.com
Guru Besar UGM Anjurkan Daun Pegagan untuk Terapi Daya Ingat, Begini Cara Kerjanya

Tanaman liar pegagan dianggap bisa membantu terapi daya ingat. Senyawa aktifnya memulihkan fungsi hipokampus, bagian krusial pada otak.