TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menerima panggilan dari Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X (Sultan HB X) pada Jumat, 9 Juli 2021. Isinya, adalah permintaan bantuan tambahan stok oksigen untuk Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito (RSUP Sardjito) yang jadi rujukan untuk pasien Covid-19.
"Ngarso Dalem, saya akan membantu mencarikan oksigennya. Jangan sampai seperti yang kemarin," ujar Budi menjawab permintaan Sri Sultan, seperti dikutip dari Laporan Majalah Tempo edisi Ahad, 11 Juli 2021, berjudul 'Robohnya Rumah Sakit Kami'.
Budi tak ingin kematian 63 pasien Covid-19 di RSUP Sardjito pada 4 Juli 2021 terulang. Apalagi, sehari sebelum kejadian itu, Direktur Utama RSUP Sardjito Rukmono Siswishanto telah menyurati Menkes Budi ihwal semakin kritisnya pasokan oksigen di sana.
Dilansir dari Majalah Tempo, usai insiden di RSUP Sardjito itu pemerintah tunggang-langgang mencari tambahan pasokan oksigen. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, pun menggelar rapat secara virtual dengan para bos perusahaan produsen oksigen industri. Luhut kemudian meminta mereka untuk mengalihkan produksi gas mereka untuk oksigen medis.
Seorang pejabat yang hadir di pertemuan itu menyebut para produsen bersedia memenuhi permintaan itu. Namun mereka meminta jaminan pembayaran dari pemerintah. Luhut disebut tak keberatan dengan syarat tersebut.
Sehari setelahnya, Luhut terus bergerak mengumpulkan pejabat daerah yang wilayahnya masih zona merah Covid-19 dan mengalami kelangkaan oksigen.
Kepala Bidang Surveilans Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Adang Mulyana yang ikut dalam rapat itu menyebut bahwa Luhut menyatakan pemerintah pusat akan mengambil alih pemenuhan dan distribusi oksigen di daerah. Menurut Adang, Luhut memerintahkan kepada daerah mendata kebutuhan oksigen dan menyiapkan alur pengiriman ke rumah sakit rujukan Covid-19.
Selengkapnya, baca Majalah Tempo Edisi 10 Juli 2021. Robohnya Rumah Sakit Kami