TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny Kabur Harman berbeda pendapat dengan Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Jazilul Fawaid saat menjadi pembicara dalam rilis hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Ahad, 13 Juni 2021. Awalnya, Jazilul menilai hasil survei elektabilitas sejumlah tokoh menunjukkan bahwa belum ada figur alternatif yang diharapkan menjadi presiden mendatang setelah Jokowi.
Sebab, kata dia, elektabilitas paling tinggi tercatat hanya sekitar 20 persen dan terpaut jauh dengan tokoh-tokoh lainnya. Di samping itu, Jazilul mengatakan ada survei yang menganggap tidak ada calon lain yang diharapkan selain Presiden Joko Widodo.
"Karena ada hasil survei yang lain yang menganggap tidak ada calon yang diharapkan selain Pak Jokowi. Maka ini juga bisa mengindikasikan pada opini untuk melanjutkan kepemimpinan Pak Jokowi dalam satu periode berikutnya," kata Jazilul.
Dalam sigi SMRC yang digelar 21-28 Mei itu, Prabowo Subianto meraih elektabilitas paling atas dengan 21,5 persen dari pertanyaan semi terbuka simulasi 42 nama. Di bawahnya ada nama Ganjar Pranowo dengan elektabilitas 12,6 persen Anies Baswedan dengan suara 12 persen.
"Karena Pak Prabowo cuma 20 persen dan selebihnya di bawah itu, maka sebenarnya siapakah yang diharapkan oleh rakyat ini," kata Jazilul.
Pernyataan Jazilul lantas ditanggapi oleh Benny Kabur Harman saat tiba gilirannya bicara. Menurut Benny, hasil survei ini tak boleh disimpulkan bahwa Presiden Jokowi perlu mempertahankan kekuasaannya.
Benny mengaitkan dengan hasil survei tingkat kepuasan terhadap kinerja presiden. Kendati tingkat kepuasan masyarakat tinggi, Benny mengatakan hal ini tak boleh dimanfaatkan untuk mengubah konstitusi supaya Presiden Jokowi bisa maju untuk ketiga kalinya, atau memperpanjang masa jabatan hingga tahun 2027.
"Ini juga menurut saya sesat dan menghina rakyatnya sendiri, menghina bangsanya sendiri. Kok dengan gampang melihat survei seperti ini untuk menyimpulkan enggak ada tokoh lain, jangan dong begitu," kata Benny.
Menurut Benny, sebenarnya ada banyak tokoh-tokoh yang bisa menjadi presiden mendatang. Namun mereka terkendala adanya ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen.
BUDIARTI UTAMI PUTRI
Baca: Survei SMRC: Elektabilitas Ganjar Terdongkrak Responden yang Puas Kinerja Jokowi