TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito menyatakan beredarnya varian baru Covid-19 yang ada di Indonesia tidak berdampak langsung pada kenaikan kasus Covid-19. Lonjakan kasus yang terjadi saat ini, ujar dia, merupakan dampak dari aktivitas masyarakat selama libur panjang Idul Fitri atau Lebaran 2021.
"Adanya varian baru yang ditemukan di berbagai daerah, sampai sekarang belum terbukti atau penelitiannya tentang itu belum bisa membuktikan bahwa adanya hubungan langsung peningkatan kasus karena varian baru," ujar Wiku dalam keterangannya yang dikutip pada Sabtu, 12 Juni 2021.
Ia menuturkan memang benar ditemukan varian baru Covid-19 di berbagai tempat di Indonesia dan saat ini terjadi kenaikan kasus. Namun bukan berarti ada hubungan langsung antara keduanya. Satgas, kata Wiku, juga menunggu jika ada penelitian mendalam yang menyatakan adanya hubungan kedua hal ini.
"Tentunya kami akan menyampaikan informasi lebih lanjut, apabila ada hasil penelitian yang lebih dalam oleh perguruan tinggi atau Kementerian Kesehatan yang bisa membuktikan adanya potensi hubungan ditemukan varian baru dan jumlah kasus di Indonesia. Tentunya akan kami sampaikan kepada publik," ujarnya.
Dalam dua hari terakhir, penambahan kasus harian Covid-19 menembus angka 8.000 kasus. Tambahan ini menjadi yang tertinggi dalam empat bulan terakhir. Kasus tembus di atas 8.000 per hari terjadi terakhir pada 25 Februari 2021.
Sejumlah provinsi di Pulau Jawa menjadi penyumbang kasus terbanyak dalam 10 hari terakhir. Satgas mencatat, DKI Jakarta menjadi provinsi dengan kenaikan kasus paling tinggi. Kasus harian di DKI Jakarta naik sebesar 302 persen dalam 10 hari terakhir. "Pada 1 Juni, kasus hariannya hanya 519 kasus, lalu melonjak menjadi 2.091 kasus pada 10 Juni, dengan BOR mencapai 62,13 persen," ujar Wiku.
Selanjutnya, diikuti Daerah Istimewa Yogyakarta dengan kenaikan kasus Covid-19 harian 107 persen; Jawa Timur dengan kenaikan kasus harian sebesar 89 persen; Jawa Tengah dengan kenaikan kasus harian 80 persen; Banten 57 persen dan Jawa Barat mengalami kenaikan kasus Covid-19 sebesar 49 persen dalam 10 hari terakhir.
Baca juga: Wamenkes Sebut Klaster Kudus Jadi Indikator Kehadiran Varian Baru Covid-19
DEWI NURITA