TEMPO.CO, Jakarta - Polri menyatakan jumlah antara personel dengan jumlah masyarakat saat ini tak seimbang. Hal itu terjadi di nyaris seluruh wilayah hukum, termasuk di Kepolisian Sektor Candipuro, Lampung Selatan.
Markas Polsek Candipuro dibakar warga sekitar pada Selasa lalu lantaran kecewa pada kinerja petugas. Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Ahmad Ramadhan mengatakan, jumlah petugas yang bertugas di Mapolsek Candipuro hanya 19 orang.
"Sedangkan wilayah Kecamatan Candipuro itu jumlah masyarakatnya kurang lebih di atas 50 ribu orang. Hampir semua wilayah, rasio polisi tidak seimbang antara jumlah penduduk dengan jumlah anggota," kata Ramadhan saat dikonformasi pada Kamis, 20 Mei 2021.
Untuk mengakalinya, Polri pun menerapkan pola rayonisasi. Ramadhan menjelaskan, antar polsek yang berdekatan, bisa turun saling membantu apabila terjadi peristiwa.
"Misalnya begini, ada kejadian yang cukup menonjol di Polsek A, maka Polsek B, C, D yang berada di sekitarnya, bisa memback-up," kata Ramadhan.
Dalam penyerangan Markas Polsek Candipuro, polisi telah menangkap delapan orang yang diduga terlibat. Mereka diduga berperan sebagai provokator hingga ikut-ikutan membakar.
Ramadhan menduga ada lebih banyak orang yang terlibat dalam pembakaran itu. Kebanyakan masyarakat, kata dia, terprovokasi. Dia mengatakan polisi masih menelusuri penyebab kejadian, termasuk dugaan bahwa peristiwa ini dipicu oleh maraknya kasus pembegalan. Kasus saat ini ditangani oleh Polres Lampung Selatan dibantu Polda Lampung.
Ramadhan menuturkan akibat pembakaran itu, kondisi kantor polisi rusak. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Anggota polisi dan tahanan dalam keadaan aman. Begitupun senjata api milik polisi berhasil diselamatkan.
ANDITA RAHMA | M. ROSSENO AJI