Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

23 Tahun Reformasi: Kronologi Tragedi Trisakti

Reporter

image-gnews
Seorang mahasiswa menabur bunga memperingati tragedi 12 Mei 1998 di kampus Universitas Trisakti, Jakarta (12/5).  ANTARA/Paramayuda
Seorang mahasiswa menabur bunga memperingati tragedi 12 Mei 1998 di kampus Universitas Trisakti, Jakarta (12/5). ANTARA/Paramayuda
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini punya sejarah. Pada 12 Mei 1998 diperingati sebagai sejarah lahirnya reformasi bagi Indonesia, di mana di hari tersebut terjadi peristiwa penembakan terhadap mahasiswa yang melakukan demonstrasi menuntut Soeharto lengser dari jabatan kepresidenan. Penembakan tersebut menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti di Jakarta, dan puluhan lainnya luka-luka.

Dilansir dari laman humas Trisakti, keempat mahasiswa yang tewas dalam tragedi Trisakti tersebut yaitu Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie. Mereka tewas tertembak di dalam kampus, terkena peluru tajam yang bersarang di kepala, tenggorokan dan dada. Peristiwa yang disebut juga dengan Tragedi Trisakti ini secara detail dan akurat ditulis oleh jurnalis sekaligus penulis sastra, Anggie Dwi Widowati dalam buku Langit Merah Jakarta.

Dilatarbelakangi jatuhnya kondisi ekonomi Indonesia akibat krisis moneter tahun 1998, mahasiswa dari berbagai universitas, termasuk mahasiswa Trisakti, melakukan demonstrasi skala besar ke Gedung Nusantara.

Tepat 10.30 hingga 12.25, sekitar 6.000 orang yang terdiri dari mahasiswa, dosen, pejabat fakultas dan universitas serta karyawan Universitas Trisakti melakukan mimbar bebas di pelataran parkir di depan gedung Gedung Syarif Thayeb. Aksi mimbar bebas tersebut diawali dengan acara penurunan bendera setengah tiang dengan iringan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan dengan mengheningkan cipta sebagai tanda keprihatinan terhadap kondisi bangsa dan rakyat Indonesia saat itu. Aksi orasi di mimbar bebas dilaksanakan dengan para pembicara dari dosen, karyawan maupun mahasiswa, aksi tersebut terus berjalan dengan baik dan lancar.

Kemudian pada pukul 12.25 - 12.30 beberapa anggota aparat keamanan datang tepat di atas lokasi mimbar yang kebetulan berada di bawah jalan layang, massa mulai memanas dan menuntut aparat agar massa diizinkan melakukan long march atau turun ke jalan dengan tujuan agar mereka dapat menyampaikan aspirasinya ke anggota MPR maupun DPR. Massa kemudian menuju ke pintu gerbang ke arah jalan Jenderal S. Parman.

Satgas mulai siaga penuh, berkonsentrasi dan melapis barisan depan pintu gerbang dan mengatur massa untuk tertib dan berbaris serta memberikan himbauan untuk tetap tertib pada saat turun ke jalan pada pukul 12.30. Sementara barisan satgas terdepan menahan massa, beberapa wakil mahasiswa (Senat Mahasiswa Universitas Trisakti) melakukan negosiasi dengan pimpinan komando aparat (Dandim Jakarta Barat, Letkol (Inf) A Amril, dan Wakalpolres Jakarta Barat). Saat negosiasi berlangsung, massa terus berusaha merangsek maju. Barisan satgas samping sebelah kanan tak dapat menghadang massa ditambah lagi masyarakat mulai bergabung di samping long march.

Tim negosiasi kembali kepada massa pada pukul 13.20 dan menjelaskan hasil negosiasi di mana long march tidak diperbolehkan dengan alasan kemungkinan terjadinya kemacetan lalu lintas dan dapat menimbulkan kerusakan. Mahasiswa kecewa karena mereka merasa aksinya tersebut merupakan aksi damai. Massa terus mendesak untuk maju. Di lain pihak pada saat yang hampir bersamaan datang tambahan aparat Pengendalian Massa (Dal-Mas) sejumlah 4 truk.

Kemudian setelah itu, pukul 13.30 sampai 14.00 massa kemudian memutuskan untuk melakukan aksi mimbar bebas spontan di jalan. Aksi damai tersebut berlangsung di depan bekas kantor Walikota Jakarta Barat. Situasi terpantau aman dan kondusif, tanpa ketegangan antara aparat dan mahasiswa. Bahkan mahasiswa sempat membagikan bunga mawar kepada barisan aparat. Pukul 14.00 datang tambahan aparat dari Kodam Jaya beserta satuan kepolisian lainnya.

Negosiasi terus dilakukan dengan Dandim dan Kapolres hingga pukul 16.45, untuk mencari solusi agar massa dapat menyampaikan aspirasinya ke MPR maupun DPR. Hujan sempat turun, namun tak membuat massa bergeming, mimbar bebas masih terus berlangsung diiringi yel-yel dan nyanyian. Pukul 16.55, wakil mahasiswa mengumumkan hasil negosiasi di mana disepakati bahwa kedua belah pihak sama-sama mundur. Massa awalnya menolak, namun setelah dibujuk oleh dekan Fakultas Ekonomi serta dekan Fakultas Hukum Universitas Trisakti, mereka akhirnya mau bergerak mundur.

Mahasiswa bergerak mundur secara perlahan demikian pula aparat pada pukul 17.00. Namun tiba-tiba seorang oknum bernama Mashud yang mengaku sebagai alumni Trisakti, yang sebenarnya tidak tamat, meneriakkan kata-kata kasar dan kotor ke arah massa. Provokasi tersebut memancing massa untuk bergerak karena oknum tersebut dikira salah seorang anggota aparat yang menyamar, oknum yang dikejar massa itu lari ke barisan aparat sehingga massa mengejar ke barisan aparat tersebut. Hal ini menyebabkan suasana tegang antara aparat dan massa mahasiswa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Petugas satgas, ketua SMUT serta Kepala kamtibpus Trisakti berusaha menahan massa dan meminta massa untuk mundur, akhirnya massa dapat dikendalikan untuk tenang. Kemudian Kepala Kamtibpus kembali mengadakan negosiasi dengan Dandim serta Kapolres kedua belah pihak sama-sama mundur.

Dilansir dari laman humas Trisakti, pada saat massa bergerak mundur kembali ke kampus Trisakti, saat itulah barisan dari aparat langsung menyerang massa mahasiswa dengan tembakan dan pelemparan gas air mata. Massa pun panik dan berlarian menuju kampus untuk mencari perlindungan.

Di tengah-tengah masa yang tengah panik tersebut, aparat melakukan penembakan membabi buta, melempar gas air mata di hampir setiap sisi jalan, bahkan melakukan pemukulan dengan pentungan dan popor, juga penendangan dan penginjakan, serta pelecehan seksual terhadap para mahasiswi. Bahkan Ketua SMUT yang berada di antara aparat dan massa mahasiswa tertembak oleh dua peluru karet di pinggang sebelah kanan.

Lalu datang pasukan bermotor dengan memakai perlengkapan rompi bertuliskan URC mengejar mahasiswa hingga ke pintu gerbang kampus dan sebagian naik ke jembatan layang Grogol. Sementara aparat yang lainnya sambil lari mengejar massa mahasiswa, juga menangkap dan menganiaya beberapa mahasiswa serta membiarkan begitu saja mahasiswa dan mahasiswi tersebut tergeletak di tengah jalan. Aksi penyerbuan massa oleh aparat terus dilakukan dengan melepaskan tembakan yang terarah ke depan gerbang Trisakti. Sementara aparat yang berada di atas jembatan layang mengarahkan tembakannya ke arah mahasiswa yang berlarian di dalam kampus.

Lalu sebagian aparat yang ada di bawah menyerbu dan merapat ke pintu gerbang dan membuat formasi siap menembak dua baris yaitu jongkok dan berdiri, lalu menembak ke arah mahasiswa yang ada di dalam kampus. Dengan tembakan yang terarah tersebut mengakibatkan jatuhnya korban baik luka maupun meninggal. Yang meninggal dunia seketika di dalam kampus tiga orang dan satu orang lainnya di rumah sakit beberapa orang dalam kondisi kritis. Sementara korban luka-luka dan jatuh akibat tembakan ada lima belas orang. Yang luka tersebut memerlukan perawatan intensif di rumah sakit.

Kemudian, pukul 20.00 empat orang mahasiswa Trisakti dipastikan tewas tertembak peluru tajam dan satu orang kritis. Aparat membantah telah menggunakan peluru tajam, namun hasil autopsi membuktikan sebaliknya. Diduga peluru tajam tersebut berasal dari tembakan peringatan yang ditembakkan ke tanah dan memantul mengenai tubuh korban.

HENDRIK KHOIRUL MUHID 

Baca: Tragedi Trisakti, Peristiwa Kelam yang Terus Membayang

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Alasan Rektor Unri Cabut Laporan, Begini Bunyi Surat Panggilan dari Polda Riau untuk Mediasi

1 jam lalu

Kronologi Khariq Anhar Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau (Unri) mencuat usai video kritiknya soal Iuran Pengembangan Institusi (IPI) di Unri dilaporkan oleh Rektor Unri Sri Indarti pada 15 Maret 2024. Foto: Istimewa
Alasan Rektor Unri Cabut Laporan, Begini Bunyi Surat Panggilan dari Polda Riau untuk Mediasi

Rektor Unri Sri Indarti mengaku tidak melaporkan mahasiswa Khariq Anhar, tapi pemilik akun aliansi mahasiswa penggugat. Ini bunyi panggilan Polda Riau


Rektorat USU Jelaskan Kenaikan UKT Telah Sesuai Permendikbud

7 jam lalu

Universitas Sumatera Utara. Kredit: USU
Rektorat USU Jelaskan Kenaikan UKT Telah Sesuai Permendikbud

Mahasiswa juga sempat memprotes kenaikan UKT di USU.


Rektor Unri Cabut Laporan Polisi Soal Mahasiswa yang Kritik UKT

1 hari lalu

Kronologi Khariq Anhar Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau (Unri) mencuat usai video kritiknya soal Iuran Pengembangan Institusi (IPI) di Unri dilaporkan oleh Rektor Unri Sri Indarti pada 15 Maret 2024. Foto: Istimewa
Rektor Unri Cabut Laporan Polisi Soal Mahasiswa yang Kritik UKT

Rektor Unri Sri Indarti mengatakan bahwa persoalan ini sudah selesai dan tidak dilanjutkan.


Kementerian Luar Negeri Komentari Maraknya Gelombang Unjuk Rasa Pro-Palestina

1 hari lalu

Pengunjuk rasa pendukung Palestina di Gaza berdiri di dekat barikade di sebuah perkemahan di Universitas California Los Angeles (UCLA), ketika konflik antara Israel dan Hamas berlanjut, di Los Angeles, California, AS, 1 Mei 2024. Ketegangan meningkat di kampus-kampus Amerika ketika para pendukung pro-Israel menyerang perkemahan pengunjuk rasa pro-Palestina di UCLA. REUTERS/David Swanson
Kementerian Luar Negeri Komentari Maraknya Gelombang Unjuk Rasa Pro-Palestina

Kementerian Luar Negeri menilai gelombang unjuk rasa pro-Palestina di sejumlah negara adalah bentuk kekecewaan mahasiswa pada negara atas perang Gaza


Pembubaran Ibadah Rosario Mahasiswa di Tangsel, Wali Kota: Komunikasi yang Tersumbat

1 hari lalu

Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie memantau TPS terdampak banjir di Kompleks  Maharta, Pondok Aren, Rabu 14 Februari 2024. Tempo/Muhammad Iqbal
Pembubaran Ibadah Rosario Mahasiswa di Tangsel, Wali Kota: Komunikasi yang Tersumbat

Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Benyamin Davnie meminta seluruh ketua RT dan RW menjalin komunikasi yang lebih baik dengan warganya


Sejumlah Kasus Kematian di Kampus Akibat Penganiayaan, Terakhir Taruna di STIP Jakarta

1 hari lalu

Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan menghadirkan pelaku pembunuhan taruna STIP Marunda, Jakarta Utara, berinisial TRS dalam jumpa pers di Jakarta, Sabtu, 4 Mei 2024. Foto: ANTARA/Mario Sofia Nasution
Sejumlah Kasus Kematian di Kampus Akibat Penganiayaan, Terakhir Taruna di STIP Jakarta

Mahasiswa STIP Jakarta bernama Putu Satria Rastika dinyatakan meninggal setelah dianiaya seniornya. Ini bukan kejadian pertama kematian di kampus.


Menuai Protes dan Kritik dari Mahasiswa, Ini Kilas Balik Penerapan UKT

1 hari lalu

Mahasiswa UGM menggelar aksi dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional di Balairung UGM Kamis, 2 Mei 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Menuai Protes dan Kritik dari Mahasiswa, Ini Kilas Balik Penerapan UKT

Seluruh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia sudah menerapkan sistem UKT ini sejak 2013.


Dipicu Balas Dendam, Anggota Geng Motor di Garut Bunuh Kakek 72 tahun

1 hari lalu

Ilustrasi geng motor. TEMPO/Iqbal Lubis
Dipicu Balas Dendam, Anggota Geng Motor di Garut Bunuh Kakek 72 tahun

Anggota geng motor di Garut membunuh seorang kakek berusia 72 tahun. Peristiwa itu dipicu sakit hati karena diduga korban menganiaya kembaran pelaku.


Viral Anggota TNI jadi Korban, Begini Cara Menghadapi Pungli di Jalan

1 hari lalu

Ilustrasi pungli. Shutterstock.com
Viral Anggota TNI jadi Korban, Begini Cara Menghadapi Pungli di Jalan

Cara menghadapi pungli di jalan bisa menghubungi call center 110 kepolisian.


Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?

1 hari lalu

Moses Gatotkaca. Cuplikan video AP
Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?

Puncak aksi mahasiswa di Gejayan terjadi pada 8 Mei 1998 setelah salat Jumat. Moses Gatutkaca menjadi korban dengan luka parah. Siapa tanggung jawab?