TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily meminta masyarakat tidak mempermasalahkan pernyataan Presiden Joko Widodo atau Jokowi soal Bipang Ambawang. Menurut dia, tidak ada yang salah dengan pernyataan Jokowi yang mempromosikan babi panggang asal Pontianak, Kalimantan Barat itu.
"Pidato Presiden Jokowi itu tidak ada yang salah. Beliau bicara dalam konteks makanan dalam kaitannnya dengan adanya dua perayaan keagamaan yang hampir bersamaan dimana kita dilarang untuk mudik," ujar Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI yang membidangi agama tersebut, Sabtu, 8 Mei 2021.
Perayaan Idul Fitri 1442 H atau lebaran diperkirakan jatuh pada 13 Mei, yang juga bertepatan perayaan kenaikan Isa Almasih. Seluruh masyarakat, termasuk umat Kristiani pun juga dilarang untuk mudik pada kedua momen perayaan besar keagamaan ini.
Presiden Jokowi meminta masyarakat yang rindu kampung halaman, termasuk kuliner, untuk memesan secara online saja.
"Sebagai Presiden milik semua, Indonesia ini beragam agama dengan kekhasan kuliner-nya masing-masing. Perayaan keagamaan juga dirayakan dengan makanan-makanan khas daerah," ujar Ace.
Tentu bagi yang muslim, kata Ace, harus makan makanan yang halal. "Namun, bagi agama lain seperti yang merayakan Kenaikan Isa Al-Masih tentu, kita harus menghormati mereka mengonsumi makanan sesuai dengan makanan khas kedaerahannya. Bipang tentu bagi non-muslim di daerah Kalimantan merupakan ciri khas makanan mereka," ujarnya.
Pernyataan Jokowi yang mempromosikan Bipang Ambawang ramai usai diunggah oleh akun Twitter @BossTemlen. Video itu telah di-retweet ribuan kali. Narasi pada caption video tersebut mempertanyakan mengapa Jokowi mempromosikan Bipang Ambawang pada saat Lebaran karena umat Islam tidak boleh makan babi.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi kemudian mengatakan pernyataan Jokowi dalam video yang viral tersebut tidak diunggah secara utuh sehingga menimbulkan kesalahpahaman. Pernyataan lengkap Jokowi diunggah di akun YouTube Kementerian Perdagangan pada 5 Mei 2021. Video bertajuk '05.05 Hari Bangga Buatan Indonesia' itu berisi acara peringatan bangga dengan produk lokal.
Jokowi berbicara dalam konteks mengajak masyarakat Indonesia untuk mencintai dan juga membeli produk lokal, termasuk kuliner Nusantara.
"Jadi sekali lagi, kuliner khas daerah yang disebut Bapak Presiden dalam video tersebut adalah untuk mempromosikan kuliner Nusantara yang memang sangat beragam, tentu kuliner tersebut dikonsumsi dan disukai oleh masyarakat yang beragam pula," ujar Lutfi lewat keterangan video, Sabtu, 8 Mei 2021.
Ia menyebut, Kemendag selaku penanggungjawab acara tersebut meminta maaf jika pernyataan Presiden Jokowi yang menyinggung bipang Ambawang itu malah menyebabkan kehebohan. "Kami memastikan tidak ada maksud apapun dari pernyataan bapak presiden, kami memohon maaf sebesar-besarnya jika terjadi kesalahpahaman karena niat kami hanya ingin agar kita semua bangga dengan produk dalam negeri termasuk kuliner khas daerah, serta menghargai keberagaman bangsa kita," ujar dia.
Baca juga: Kata Mendag Soal Pidato Jokowi yang Singgung Bipang Ambawang