TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Desa Sidomulyo di Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menyiapkan rumah yang sudah lama kosong sebagai lokasi karantina bagi warga yang nekat mudik Lebaran. Rumah kosong itu ada di kawasan Sendang Dukuh Piji, Desa Sidomulyo, dinilai layak guna namun menurut penuturan warga rumah itu tergolong angker.
Kepala Desa Sidomulyo Moh. Sawali mengatakan pemerintah desa memilih rumah itu sebagai tempat karantina untuk mencegah perantau mudik Lebaran. Langkah itu dilakukan sebab pemerintah pusat sudah memberlakukan larangan mudik guna mencegah peningkatan kasus penularan COVID-19.
Sawali mengatakan pemerintah desa menerapkan kebijakan itu berdasarkan pengalaman tahun 2020. Menurut dia, warga Kecamatan Ampel yang pertama kali terpapar COVID-19 pada 2020 berasal dari Desa Sidomulyo. Pemerintah desa rupanya tidak ingin hal serupa terjadi pada masa mudik Lebaran 2021.
Sawali mengatakan pemerintah desa sejak awal Ramadan sudah mengimbau warga yang merantau agar tidak mudik Lebaran 2021. Jika ada warga yang nekat mudik dan tak bisa menunjukkan surat keterangan sehat dari dokter atau surat bebas COVID-19 maka pemerintah desa mewajibkan mereka menjalani karantina selama tujuh hari di lokasi yang sudah disiapkan.
"Hingga saat ini sudah ada dua orang perantau yang dikarantina di tempat yang disediakan itu," ujar Sawali. Ia menambahkan Satuan Tugas Jogo Tonggo akan memenuhi kebutuhan logistik warga yang menjalani karantina.
Pemudik dari Tangerang, Fajar Adi Nugroho, mengaku menyesal karena nekat pulang kampung ke Boyolali tanpa membawa surat sehat. Kini, ia harus menjalani karantina di fasilitas yang disediakan oleh Pemerintah Desa Sidomulyo.
Dia menyatakan sudah tahu kalau pemerintah melarang warga mudik. Namun Fajar nekat mudik melalui jalan tikus pada malam hari dan berhasil meloloskan diri dari pantauan petugas.
Baca juga: Bekas Penjara Angker Jadi Tempat Isolasi Warga yang Nekat Mudik ke Madiun