TEMPO.CO, Jakarta - Asisten Perencanaan (Asrena) Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Muda Muhammad Ali, mengatakan kapal selam bisa tetap beroperasi dengan baik selama dirawat dengan benar. Termasuk juga dengan KRI Nanggala-402 yang dinyatakan tenggelam di Perairan Utara Bali, Rabu, 21 April 2021.
"Soal usia rata-rata kapal selam ini relatif, tergantung sistem pemeliharaan. Kalau pemeliharaannya baik maka itu bisa lebih dari tiga puluh tahun atau 40 tahun," kata Ali dalam konferensi pers, Selasa, 27 April 2021.
KRI Nanggala-402 merupakan kapal selam pabrikan Jerman yang dibuat pada 1977 dan diterima Indonesia pada 1981. Artinya usianya telah di atas 40 tahun. Meski begitu, Ali mengatakan kapal selam tipe 209 bukan hanya digunakan oleh Indonesia saja.
"India menggunakan, kemudian negara Amerika Latin hampir semua menggunakan 209 dan beberapa masih aktif. Jadi ada yang lebih tua malah Brasil itu ada kapal selam 209-nya lebih tua dari Nanggala, lebih tua dua tahun," kata Ali.
Selain itu, Ali mengatakan KRI Nanggala overhaul pada 2011 dan selesai 2012. Ia juga melaksanakan perbaikan-perbaikan pemeliharaan menyeluruh tingkat depo hingga docking rutin setiap dua tahunan.
"Docking terakhir 2020. Jadi dari sisi kelaikan kapal ini dinyatakan laik sampai dengan September tahun 2022. Masih laik," kata Ali.
KRI Nanggala hilang kontak pada Rabu, 21 April 2021 lalu di Perairan Utara Bali, saat tengah berlatih menembakkan torpedo. Tiga hari kemudian, dipastikan bahwa kapal selam buatan Jerman itu telah tenggelam. Sehari setelahnya, dipastikan bahwa 53 kru di dalamnya juga telah gugur.
Badan KRI Nanggala-402 ditemukan terbelah menjadi tiga bagian di laut dalam perairan Bali pada kedalaman 838 meter. Kondisi ini dianggap menyulitkan evakuasi karena keterbatasan alat yang ada saat ini.
Baca juga: TNI AL Pastikan akan Tetap Evakuasi KRI Nanggala-402