Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mereka Yang Telah Berpulang

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Kecelakaan pesawat Cassa NC-212 dengan nomor penerbangan U-614 milik TNI AL yang jatuh di Kabupaten Jayawijaya, Irian Jaya, telah memakan korban para pejabat teras Irian Jaya. Beberapa orang justru baru menjabat selama beberapa bulan. Sembilan orang penumpang termasuk kru pesawat tewas dalam kecelakaan itu.

Salah seorang korban, Mayjen TNI Tonny Rompis, baru menjabat sebagai Panglima Kodam Trikora tanggal 13 November 2000 lalu. Ia menggantikan Mayjen TNI Albert Inkiriwang. Sebelumnya, Tonny Rompis pernah menjabat sebagai Komandan Korem 161/Wirasakti.

Selama menjadi Pangdam, Tonny Rompis telah menerima tugas berat berkaitan dengan keinginan sebagian masyarakat Irian Jaya yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk menetralisasi aspirasi sebagian rakyatnya itu, sebagai pimpinan Kodam, Tonny menawarkan diri untuk menjadi mediator.

Seorang korban lain yang juga baru beberapa saat menjabat adalah Inspektur Jenderal FX Sumardi. Lulusan Lemhanas 1997 ini, baru sebulan menduduki kursi Kapolda Irian Jaya. Ia meninggalkan seorang istri, dua putra dan satu putri. Lelaki kelahiran Yogyakarta 25 Juni 1948 ini pernah menjadi Gubernur Akpol di Semarang. Pada tahun 1997, Sumardi menjabat Kapolwil Surakarta, setelah sebelumnya, pada tahun 1996 bertugas Polda Metro Jaya sebagai Kadit Samapta.

Pejabat ke tiga yang menjadi korban adalah Bismar Mannu. Jaksa senior kelahiran Bone, Sulawesi Selatan, 12 Oktober 1942 ini pernah bertugas di Kejaksaan Agung sebagai Direktur Tindak Pidana Khusus. Saat itu, Bismar menggantikan Ramelan yang dipercaya menjadi JAM Pidana Umum. Sebelumnya, Bismar adalah Wakil Kajati Sumatera Utara. Saat menjadi Direktur Tindak Pidana Khusus, ia menangani beberapa kasus yang menarik perhatian masyarakat, seperti kasus Bank Bali.

Sebagai jaksa, Bismar pernah berhubungan dengan beberapa kasus tenar. Ia pernah bertugas sebagai jaksa dalam kasus dugaan penyelewengan kredit Bank Pembangunan Daerah Sumut (BPDSU) sebesar Rp 236 milyar. Bismar pula yang memeriksa putra pertama mantan Presiden Soeharto, Sigit Hardjojudanto, selaku Komisaris Utama PT Viktor Jaya Raya (VJR) Medan pada 12 Oktober 1998.

Bismar pernah mendapat musibah yang diduga berkaitan dengan tugasnya sebagai penegak hokum. Musibah itu adalah tindakan seorang oknum yang menembak putranya saat ia menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Korupsi Pidsus Kejakgung. Tembakan yang tertuju pada puteranya tidak tepat, sehingga tidak menyebabkan hal yang fatal.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Korban lainnya, Nathaniel Kaiway, sebelum menjabat sebagai Ketua DPRD I Irian Jaya pernah menjadi kandidat gubernur Irian Jaya periode 2000-2005. Berpasangan dengan Daniel Daat, Nathaniel gagal meraih posisi gubernur karena kalah dalam perolehan suara. Nathaniel hanya mendapatkan 10 suara dari 45 suara yang diperebutkan, sementara saingannya, Jacobus Pervidia Sollosa yang berpasangan dengan Konstant Karma, akhirnya terpilih menjadi Gubernur Irian Jaya hingga saat ini dengan perolehan 29 suara.

Sebagai Ketua DPRD Nathaniel pun mengemban tugas yang berat. Irian Jaya yang sedang mengalami masalah disintegrasi, hingga saat ini masih membutuhkan perhatian dari pemerintah pusat. Bersama sejumlah anggota dewan, ia sering beraudiensi dengan pimpinan DPR di Jakarta. Kunjungan tanggal 16 Desember yang baru lalu ini bertujuan menyampaikan aspirasi masyarakat Irian yang ingin berpisah dari NKRI.

Menurut Nathaniel, aspirasi masyarakat Irian sangat berat dan tidak bisa lagi dibebankan pada DPRD Irian. Persoalan yang sudah berskala nasional itu, menurutnya, tidak bisa diselesaikan pemerintah daerah.

Sebagai pimpinan legislatif, Nathaniel Kaiway pernah membuat sejarah. Untuk pertama kalinya Fraksi Karya Pembangunan DPRD Irian Jaya memboikot Sidang Paripurna Istimewa Dewan yang bertujuan melantik Ketua DPRD periode 1997-2002, pada 30 Juli 1997. Buntutnya, Kolonel (Inf) Robert Sitorus yang terpilih sebagai ketua melalui voting pada pekan sebelumnya batal dilantik. Demikian juga Abraham Kuruwaib dan Nathaniel Kaiway yang terpilih sebagai wakilnya. Padahal ketiga pimpinan DPRD Irja itu sudah disetujui Mendagri. (Uly Siregar)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kemenkes Buka Enam Prodi di RS Pendidikan Atasi Kekurangan Dokter Spesialis

10 menit lalu

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (27/2/2024). ANTARA.
Kemenkes Buka Enam Prodi di RS Pendidikan Atasi Kekurangan Dokter Spesialis

Salah satu masalah lagi yang ada di Indonesia adalah distribusi dokter spesialis. Hampir 80 tahun Indonesia merdeka belum pernah bisa terpecahkan.


Pemerintahan Jokowi Manjakan Kepala Desa, Apa Saja Keuntungan Finansialnya?

14 menit lalu

Massa yang tergabung dalam Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) menggelar aksi bersama Desa Jilid III di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu, 31 Januari 2024. Dalam aksi tersebut mereka menuntut DPR RI untuk mengesahkan revisi UU Desa yang diantara tuntutannya ialah penambahan masa jabatan dari 6 tahun menjadi 9 tahun. TEMPO/M Taufan Rengganis
Pemerintahan Jokowi Manjakan Kepala Desa, Apa Saja Keuntungan Finansialnya?

Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan mengesahkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2024 tentang Desa atau UU Desa, yang mencakup Kepala Desa.


Xiumin Bakar Semangat Exo-L di Saranghaeyo Indonesia

22 menit lalu

Xiumin EXO saat menyapa penggemar di konser Saranghaeyo Indonesia 2024 di Ancol, Jakarta, Sabtu, 4 Mei 2024. Foto: TEMPO| Raden Putri.
Xiumin Bakar Semangat Exo-L di Saranghaeyo Indonesia

Xiumin kemudian menyapa penonton dari balik layar. "Hey, yo! Halo," kata dia. Seketika sorakan penonton kembali menggema dan memenuhi ruangan.


Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

25 menit lalu

Penyerahan lukisan oleh Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada Prabowo Subianto, sebagai penghargaan sebagai Capres terpilih dalam Pemilu 2024, dalam acara Buka Bersama (Bukber) Partai Demokrat, pada Rabu, 27 Maret 2024 di St. Regis, Setiabudi, Jakarta Selatan. TEMPO/Adinda Jasmine
Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

Partai Demokrat menyoroti mimpi SBY setahun lalu yang serupa dengan keinginan Prabowo membuat presidential club.


AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

28 menit lalu

Sekretaris Pers Gedung Putih AS Karine Jean-Pierre mengadakan jumpa pers harian di Gedung Putih di Washington, AS 24 Juli 2023. REUTERS/Jonathan Ernst
AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.


Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum

37 menit lalu

Personel Inafis Polres Ciamis melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus mutilasi di Desa Cisontrol, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Jumat, 3 Mei 2024. Polres Ciamis mengamankan tersangka mutilasi berinisial TR (50 tahun) yang diduga membunuh dan memutilasi tubuh istrinya Y (50 tahun). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum

Tarsum mengakui telah membunuh dan memutilasi istrinya sendiri


Mayoritas Dosen Bergaji di Bawah Rp 3 Juta, Begini Respons Pemerintah

37 menit lalu

Ilustrasi dosen sedang mengajar. shutterstock.com
Mayoritas Dosen Bergaji di Bawah Rp 3 Juta, Begini Respons Pemerintah

Serikat Pekerja Kampus (SPK) menyebut mayoritas dosen bergaji di bawah Rp 3 juta.


indonesia Bakal Pamerkan Infrastruktur Hijau Dalam World Water Forum ke-10, Proyek Apa yang Menonjol?

45 menit lalu

Bendungan Randugunting di Blora, Jawa Tengah. ANTARA/HO-Kementerian PUPR
indonesia Bakal Pamerkan Infrastruktur Hijau Dalam World Water Forum ke-10, Proyek Apa yang Menonjol?

Berbagai konsep dan realisasi infrastruktur energi hijau milik Pemerintah Indonesia bakal menampang di World Water Forum ke-10 di Bali.


Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

45 menit lalu

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Suhartoyo (tengah) memimpin jalannya sidang putusan perselisihan hasil Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Senin, 22 April 2024. TEMPO/Febri Angga Palguna
Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

Ahli politik dan pemerintahan dari UGM, Abdul Gaffar Karim mengungkapkan sidang sengketa pilpres di MK membantu meredam suhu pemilu.


Mulai Terganggu Netizen Julid, Abidzar Ingin Blokir dan Bikin Penggemar Sendiri

46 menit lalu

Umi Pipik mengunggah foto bersama putranya, Abidzar Al-ghifari. Foto: Instagram.
Mulai Terganggu Netizen Julid, Abidzar Ingin Blokir dan Bikin Penggemar Sendiri

Abidzar menanggapi komentar julid netizen yang mempersoalkan tato palsu dan adegan menggendong perempuan di video barunya.