Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rektor IPB Harap BRIN Punya Fungsi Mediasi Konflik Antarlembaga Riset

image-gnews
Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB).
Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB).
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Forum Rektor Indonesia yang juga Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria berharap Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memiliki fungsi mediator untuk menengahi konflik-konflik yang terjadi antarlembaga penelitian. Menurut Arif, selama ini terjadi benturan kepentingan antara lembaga riset, misalnya riset perguruan tinggi dan swasta.

"Menurut saya sekarang diperlukan dewan untuk memediasi konflik-konflik swasta dan kampus. Dalam dinamika yang terjadi perlu institusi yang menengahi," kata Arif dalam diskusi daring, Sabtu, 17 April 2021.

Arif mengatakan pihak swasta dan perguruan tinggi mestinya bisa bekerja sama dalam melakukan penelitian. Swasta, kata dia, bisa menjadikan kampus sebagai lembaga research and development. Di sisi lain, kampus disebutnya dapat melakukan riset yang lebih berbasis kebutuhan pasar.

Namun, Arif menilai masih ada kecenderungan swasta memandang rendah kemampuan perguruan tinggi dan kurang menghargai hasil riset kampus. Misalnya, kata dia, ada swasta yang belum maksimal dalam memberikan royalti hasil atau membeli teknologi hasil riset kampus untuk sengaja dimatikan.

Arif mengaku belum mengetahui apakah BRIN akan menjadi semacam regulator atau operator dalam penelitian. Jika menjadi regulator, kata dia, maka lembaga-lembaga riset kampus yang ada di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan menjadi operator.

"Kalau dia (BRIN) sebagai regulator, fungsi yang penting didorong adalah fungsi untuk menjadi mediator konflik-konflik penelitian dengan industri," ujar Arif.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari sebelumnya melekat pada Kementerian Riset dan Teknologi, BRIN akan menjadi lembaga otonom. Seiring dengan itu, pemerintah menggabungkan Kemenristek dengan Kementerian Pendidikan dan Teknologi.

Arif menyampaikan tak ingin terlalu berpolemik ihwal keputusan pemerintah melebur dua kementerian tersebut. Dia mengatakan ada plus-minus di balik peleburan itu.

Dari sisi administrasi, kata dia, urusan riset dan perguruan tinggi akan lebih mudah jika berada di bawah satu kementerian. Namun di sisi lain, kata dia, perlu usaha lebih besar untuk mengintegrasikan riset perguruan tinggi dengan lembaga riset nonperguruan tinggi, misalnya penelitian kementerian.

"Ini butuh effort. Tergantung nanti Menteri (Pendidikan dan Kebudayaan) dan Kepala BRIN untuk bagaimana meningkatkan koordinasi," ujar Arif.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ada Dua Gerhana Saat Ramadan 2024, Pertanda Apa?

16 detik lalu

Ilustrasi gerhana matahari (Pixabay.com)
Ada Dua Gerhana Saat Ramadan 2024, Pertanda Apa?

BRIN mengungkapkan akan terjadi dua jenis gerhana di bulan Ramadan kali ini, pertanda apa?


Studi Terbaru: IKN Nusantara dan Wilayah Lain di Kalimantan Terancam Kekeringan Ekstrem pada 2050

4 jam lalu

Pekerja menyelesaikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis 15 Februari 2024. Pembangunan PLTS tersebut untuk fase pertama sebesar 10 megawatt (MW) dari total kapasitas 50 MW yang akan menyuplai energi terbarukan untuk IKN dan akan beroperasi pada 29 Pebruari 2024. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Studi Terbaru: IKN Nusantara dan Wilayah Lain di Kalimantan Terancam Kekeringan Ekstrem pada 2050

Kajian peneliti BRIN menunjukkan potensi kekeringan esktrem di IKN Nusantara dan wilayah lainnya di Kalimantan pada 2033-2050. Dipicu perubahan iklim.


Siapkan Platform Kolaborasi Biologi Struktur, BRIN Kenalkan Mikroskop Aquilos 2 Cryo-EM

21 jam lalu

Logo Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang diluncurkan pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-26 pada Selasa 10 Agustus 2021. ANTARA/HO-Humas BRIN/am. (ANTARA/HO-Humas BRIN)
Siapkan Platform Kolaborasi Biologi Struktur, BRIN Kenalkan Mikroskop Aquilos 2 Cryo-EM

Platform BRIN ini meliputi keanekaragaman hayati tumbuhan, mikroba dan hewan.


Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

1 hari lalu

Ilustrasi kesepian. Shutterstock
Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.


Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

1 hari lalu

Peneliti dan Wakil Direktur Asia Maritime Transparency Initiative CSIS Harrison Prtat. Sumber: istimewa
Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.


Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

1 hari lalu

 acara press briefing bertajuk 'Deep Blue Scars Environmental Threats to the South China Sea' yang diselenggarakan oleh Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) pada Jumat 15 Maret 2024, di Jakarta. Sumber: dokumen IOJI
Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut


Ramai Isu Badai Matahari, Peneliti Antariksa BRIN Jelaskan Dampaknya ke Bumi

3 hari lalu

Memprediksi Badai Matahari dalam 24 Jam
Ramai Isu Badai Matahari, Peneliti Antariksa BRIN Jelaskan Dampaknya ke Bumi

Badai matahari merupakan istilah dari aktivitas tata surya terkait bintik matahari yang kemunculannya bisa diamati atau dipantau dari bumi.


Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

3 hari lalu

Giat operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) oleh BNPB bersama lintas kementerian/lembaga di Pangkalan Udara Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Sabtu, 6 Januari 2024.Tim Kedeputian Bidang Penanganan Darurat BNPB
Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.


Startup di Telkom University Bikin Alat Pemantau Udara: Ramah Lingkungan, Wireless, Berorientasi Siswa

3 hari lalu

Alat pemantau polusi udara Birulangit yang dipasang di Telkom University Bandung. Dok. Tel-U
Startup di Telkom University Bikin Alat Pemantau Udara: Ramah Lingkungan, Wireless, Berorientasi Siswa

Startup BiruLangit dari unit inkubasi Bandung Technopark Telkom University mengembangkan alat pemantau udara Low-Cost Sensors (LCS)


Waspada Kondisi Hujan Berhari-hari di Jawa Sampai 18 Maret, Ini yang Terjadi

3 hari lalu

Sejumlah pengendara menerobos hujan dan banjir di Jalan Majapahit, Semarang, Jawa Tengah, Kamis 14 Maret 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan wilayah Pantura, Jawa Tengah bagian tengah dan selatan masih berpotensi dilanda cuaca ekstrem hujan dengan intensitas sedang sampai lebat disertai kilat sekaligus petir akan terjadi hingga Rabu mendatang dan memperingatkan kepada masyarakat agar tetap waspada saat beraktivitas di luar ruangan. ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Waspada Kondisi Hujan Berhari-hari di Jawa Sampai 18 Maret, Ini yang Terjadi

Kondisi hujan berhari-hari bisa berdampak ke mana-mana, dan masih mungkin lebih panjang dari 18 Maret. Bijak pilih jalur dan waktu mudik