TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut siklon tropis seroja yang terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan siklon ke-10 yang terdeteksi oleh Tropical Siklon Warning Center Jakarta. Menurut Dwikorita, dampak siklon ke-10 ini yang paling kuat dibandingkan dengan siklon-siklon sebelumnya, karena masuk sampai daratan dan menyebabkan banjir bandang, tanah longsor, dan angin kencang di 11 kabupaten dan kota NTT.
"Siklon seroja ini baru yang pertama kali benar-benar cukup dahsyat, karena masuk sampai ke daratan. Ini yang tidak lazim," ujar Dwikorita dalam konferensi pers daring, Selasa, 6 April 2021.
Dwi menduga penyebab dahsyatnya siklon tropis seroja kali ini akibat semakin panasnya suhu muka air laut sebagai dampak dari global warming. Suhu muka air laut di wilayah perairan NTT tercatat 30°C, padahal semestinya rata-rata 26°C.
"Jadi itulah yang perlu kita sadari bersama, global warming memang benar-benar harus dimitigasi. Kalau tidak, kondisi siklon ini akan menjadi kejadian rutin setiap tahun, menjadi hal yang normal. Ini yang harus kita antisipasi bersama," ujarnya.
Dwikorita menyebut, kecepatan pusaran angin siklon tropis seroja saat ini semakin meningkat. Saat terbentuk kecepatannya sekitar 85 km/jam dan sekarang sudah mencapai 110 km/jam dan akan makin meningkat menjadi 130 km/jam.
Meskipun kecepatan meningkat, siklus seroja sudah menjauhi wilayah perairan NTT. Puncak siklon tropis seroja di wilayah NTT terjadi pada 5 April dini dan saat ini sudah bergerak menjauh ke arah barat daya, sehingga dampaknya semakin melemah.
"Dampak yang terjadi hari ini hingga sekitar tanggal 7 April, selain hujan lebat, juga angin yang kencang dan gelombang tinggi, yang dikhawatirkan, ini mirip tsunami. Jadi gelombang tinggi itu masuk ke darat, meski tidak sama dan tidak sekuat gelombang tsunami, tapi sama-sama masuk ke darat dan dapat merusak," ujar Dwikorita.
Dwikorita memprediksi ketinggian gelombang yang bakal terjadi di NTT sekitar 4-6 meter. Untuk itu, dia meminta seluruh pihak untuk tetap waspada.
"Diprediksi setelah tanggal 7, yaitu tanggal 8-9 kondisi sudah semakin membaik karena siklonnya semakin jauh. Tetapi sebelum tanggal 7 itu, masih terjadi hujan dapat mencapai lebat disertai kilat petir dan angin kencang. Setelah itu, insya Allah prediksi situasi cuaca sudah semakin membaik," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
DEWI NURITA