TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Kepegawaian Negara Bima Haria Wibisana mengatakan tes calon pegawai negeri sipil (CPNS) 2021 akan dilengkapi dengan teknologi face recognition. Penggunaan teknologi ini untuk mengantisipasi calo dan joki.
"Untuk menjaga jaminan security pada tesnya, kami membuat aplikasi face recognition. Itu bisa melihat wajah dari peserta ujian. Jadi tidak memungkinkan lagi adanya joki atau calo," kata Bima dalam rapat kerja bersama Komisi II DPR, Rabu, 24 Maret 2021.
Bima mengatakan, tes CPNS sebelumnya memungkinkan adanya calo atau joki yang menjadi peserta ujian. Namun, ia memastikan tahun ini tak akan ada lagi joki karena adanya aplikasi face recognition tersebut.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo menceritakan, pasukan calo selalu gentayangan di setiap pelaksanaan tes CPNS dengan modus beragam. Ia mengingat kembali kejadian yang dialaminya pada 2019.
Saat itu, kata Tjahjo, ada sekitar 10 orang mendatangi rumahnya. "Katanya Pak Menpan menyerahkan SK khusus dan itu dikumpulkannya di hari libur di gedung DPR, sampai bisa ratusan orang. Alhamdulillah orangnya sudah ditangkap, sampai bisa puluhan miliar dia," kata Tjahjo.
Menurut Tjahjo, pasukan calo yang ditangkap merupakan satu jaringan. Bahkan di antara calo tersebut merupakan mantan PNS. "PAN RB dan BKN sudah perkuat rambu-rambu itu sulit untuk bermain, kalau ketahuan kita pecat. Tapi ini modusnya, kan orang ingin jadi CPNS banyak," kata dia.
Baca juga: Dosen Hingga Sipir, Ini Jabatan dengan Alokasi Kebutuhan ASN 2021 Terbanyak