Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Erupsi Gunung Agung 17 Maret 1963: Ribuan Orang Meninggal dan Bencana Kelaparan

Reporter

image-gnews
 Gunung Agung di Bali kembali meletus Jumat malam, 24 Mei 2019 pukul 19.23 Wita (Youtube.com/VolcanoYT)
Gunung Agung di Bali kembali meletus Jumat malam, 24 Mei 2019 pukul 19.23 Wita (Youtube.com/VolcanoYT)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Gunung Agung yang terletak di kawasan Karangasem, Bali ini dianggap sakral bagi masyarakat Bali, tepat 58 tahun yang lalu mengalami letusan hebat hingga memakan ribuan jiwa dan mengakibatkan kerusakan parah. Tidak hanya itu, erupsi Gunung Agung yang dimulai pada 17 Maret 1963 lalu juga mengakibatkan kelapran bagi pengungsi.

Gunung yang dianggap sakral bagi masyarakat Bali itu, terdapat tempat ibadah sakral umat Hindu yakni, Pura Besakih.

Mereka mempercayai bahwa gunung berapi tertinggi di Bali ini merupakan tempat  abadi para dewa. Alasan mendirikan Pura Besakih di sekitar gunung tersebut adalah sebagai tempat perantara para dewa menuju puncak Gunung Agung, yang dipercaya sebagai istana para dewa.

Bagi orang Bali, Gunung Agung dipercaya sebagai asal-muasal masyarakat Bali. Itu sebabnya banyak dilakukan upacara adat di sekitar Gunung Agung, salah satunya adalah Eka Dasa Ruda. Upacara adat ini dilakukan sekali dalam seabad. Upacara ini diikuti pendeta hingga ribuan umat Hindu dengan naik gunung tersebut menuju Pura Besakih.

Ketika Gunung Agung meletus pada 1963 itu, umat Hindu di kawasan gunung tersebut tengah melangsungkan upacara tersebut. Gunung Agung yang sedang "batuk" dan mengeluarkan material vulkaniknya, masyarakat masih melakukan upacara. Sebelumnya pemerintah sudah memberi peringatan agar warga mengungsi dari Pura Besakih dan permukiman sekitar.

Baca: PVMBG: Belum Ada Indikasi Erupsi Besar Gunung Agung Bali

Letusan hebat tersebut ditandai awan gelap di langit Pulau Dewata, suara gemuruh yang menggelegar. Bahkan terdengear pula desas-desus akan terjadinya kiamat. Akibat letusan ini 1.148 orang meninggal dan tak kurang dari 296 orang luka-luka.

Tidak hanya itu, letusan Gunung Agung juga mengakibatkan bencana kelaparan bagi masyarakat Bali yang terdampak dari letusannya. Gubernur Bali saat itu, Anak Agung Bagus Sutedja mengatakan terdapat 85.000 pengungsi dan Bali ketika itu tidak memiliki stok makanan untuk mencukupi kebutuhan mereka.

Berdasarkan catatan PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) letusan Gunung Agung dimulai sejak 1800. Track Records letusan Gunung Agung dimulai dari 1802, 1821, 1843, dan 1963.

Adapun letusan pada 1808, erupsi Gunung Agung melontorkan batu apung dan abu vulkanik dalam jumlah yang besar. Sedangkan pada 1821, erupsi kembali terjadi namun tidak sebesar letusan sebelumnya. Untuk tahun 1843, sebelum Gunung Agung meletus terjadi gempa bumi terlebih dahulu. Sehingga dalam letusannya menegeluarkan pasir, batu apung, dan abu vulkanik.

GERIN RIO PRANATA

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

ICJ Perintahkan Israel untuk Akhiri Kelaparan di Gaza

6 menit lalu

Warga Palestina berkumpul untuk menerima makanan gratis saat penduduk Gaza menghadapi krisis kelaparan, selama bulan suci Ramadhan, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Jabalia di Jalur Gaza utara 19 Maret 2024. REUTERS/Mahmoud Issa
ICJ Perintahkan Israel untuk Akhiri Kelaparan di Gaza

ICJ dengan suara bulat meminta Israel mengambil langkah-langkah yang diperlukan demi mengakhiri bencana kelaparan di Gaza


Militer Spanyol Kirim Bantuan Kemanusiaan lewat Udara ke Jalur Gaza

2 jam lalu

Bantuan dijatuhkan melalui udara di Gaza, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Kota Gaza, 1 Maret 2024. REUTERS/Kosay Al Nemer
Militer Spanyol Kirim Bantuan Kemanusiaan lewat Udara ke Jalur Gaza

Walau otoritas Gaza memperingatkan pengiriman bantuan kemanusiaan lewat udara tidak aman, namun sejumlah negara masih melakukannya.


Hakim ICJ Perintahkan Israel Memastikan Makanan dan Obat-obatan Masuk ke Gaza

8 jam lalu

Seorang tentara Israel berjalan di dekat truk bantuan dengan pasokan kemanusiaan yang menunggu di Gerbang 96, pintu masuk yang baru dibuka memungkinkan akses lebih cepat ke Gaza utara, di Israel, 21 Maret 2024. REUTERS/Amir Cohen
Hakim ICJ Perintahkan Israel Memastikan Makanan dan Obat-obatan Masuk ke Gaza

Para hakim (ICJ) dengan suara bulat memerintahkan Israel untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memastikan pasokan makanan pokok ke Gaza


Gunung Semeru Erupsi Disertai Gempa Awan Panas Guguran Selama 27 Menit

18 jam lalu

Gunung Semeru erupsi pada Sabtu, 9 Maret 2024, pukul 08.28 WIB (ANTARA/HO-PVMBG)
Gunung Semeru Erupsi Disertai Gempa Awan Panas Guguran Selama 27 Menit

Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gunung Semeru melaporkan adanya erupsi disertai gempa awan panas guguran selama 27 menit, Kamis sore, 28 Maret 2024,


Perintah Gencatan Senjata di Jalur Gaza Dibayangi Kondisi Kelaparan di Gaza yang Memburuk

2 hari lalu

Warga Palestina berkumpul untuk menerima makanan gratis saat penduduk Gaza menghadapi krisis kelaparan, selama bulan suci Ramadhan, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Jabalia di Jalur Gaza utara 19 Maret 2024. REUTERS/Mahmoud Issa
Perintah Gencatan Senjata di Jalur Gaza Dibayangi Kondisi Kelaparan di Gaza yang Memburuk

Sebelum Dewan Keamanan PBB (DK PBB) menyepakati gencatan senjata, warga di Jalur Gaza menghadapi kelaparan yang sangat mematikan.


Gunung Marapi Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 1,5 Kilometer, Warga Sekitar Berhamburan Keluar Rumah

2 hari lalu

Gunung Marapi yang memendarkan bayangan lava pijar terlihat dari Jorong Batang Silasiah, Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Jumat 23 Februari 2024 malam. Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi di Bukittinggi mencatat sejak Senin (19/2/2024) hingga Jumat (23/2) sore, aktivitas gunung yang berstatus siaga level III tersebut meningkat dengan 13 kali letusan dan 219 kali hembusan. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Gunung Marapi Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 1,5 Kilometer, Warga Sekitar Berhamburan Keluar Rumah

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat pada dinihari tadi membuat warga lokal berhamburan keluar rumah.


Erupsi Tengah Malam Gunung Marapi, Tinggi Kolom Abu Mencapai 1,5 Kilometer

2 hari lalu

Gunung Marapi kembali mengeluarkan asap saat erupsi di Sumatera Barat, Rabu 7 Februari 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan status Gunung Marapi pada level III. Foto TEMPO/Fachri Hamzah
Erupsi Tengah Malam Gunung Marapi, Tinggi Kolom Abu Mencapai 1,5 Kilometer

Gunung Merapi meletus pada Rabu dinihari, 27 Maret 2024. Lompatan abu vulkaniknya jauh lebih tinggi dibandingkan kondisi beberapa bulan terakhir.


PHRI Bali: Libur Lebaran Berpotensi Dongkrak Hunian hingga 80 Persen

2 hari lalu

Wisata Bali (TEMPO/Mila Novita)
PHRI Bali: Libur Lebaran Berpotensi Dongkrak Hunian hingga 80 Persen

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali menyebutkan libur panjang Lebaran 2024 berpotensi mendongkrak tingkat hunian hotel.


18 Warga Gaza Tewas Akibat Bantuan Via Udara, 12 Diantaranya Tenggelam di Laut

2 hari lalu

Militer Yordania menjatuhkan bantuan dari udara di Gaza, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Rafah di selatan Jalur Gaza 26 Februari 2024. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
18 Warga Gaza Tewas Akibat Bantuan Via Udara, 12 Diantaranya Tenggelam di Laut

Setidaknya 12 warga Palestina tenggelam setelah mereka berenang ke Laut Gaza saat mencoba mendapatkan bantuan yang diterjunkan dari udara


Tega, Ibu Ini Tinggalkan Bayinya hingga Tewas di Rumah Demi Liburan 10 Hari

3 hari lalu

Ilustrasi ibu sedih saat mengasuh bayinya. Foto: Unsplash/Hollie Santos
Tega, Ibu Ini Tinggalkan Bayinya hingga Tewas di Rumah Demi Liburan 10 Hari

Seorang ibu tega meninggalkan bayinya sendirian di rumah hingga akhirnya tewas karena kelaparan demi liburan sendirian.