JAKARTA - Saat ini sektor pertanian Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan, yakni pertanian yang semakin maju, semakin mandiri dan semakin modern. Perkembangan tersebut menunjukan bahwa Indonesia mampu mewujudkan kedaulatan pangan secara mandiri, sehingga ke depan, kalau bicara pangan tidak perlu melakukan impor.
"Upaya pemerintah untuk pemenuhan kebutuhan pangan nasional terus dilakukan, terutama komoditas beras sebagai pangan pokok. Karena itu pemerintah memiliki data yang meyakinkan, bahwa stok beras nasional masih bisa terpenuhi," ujar Kepala Bidang Kajian Strategis dan Advokasi Perhimpunan Organisasi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Indonesia (DPP Popmasepi), Sahabudin Letsoin Sahabudin, Selasa, 16 Maret 2021.
Menurut Sahabudin, pemerintah juga terus menciptakan inovasi dan konsep modern produksi pertanian seperti yang tertuang pada program food estate yang memasuki masa panen raya di Kalimantan Tengah.
"Food Estate merupakan salah satu program unggulan untuk meningkatkan produksi beras di dalam negeri. Artinya tujuan pemerintah menjaga pasokan beras di masa krisis melalui program ini mulai terlihat. Kita patut bersyukur karena pemerintah juga membangun food estate di wilayah lain," katanya.
Berdasarkan data yang ada, impor beras 1 juta ton sangat tidak masuk akal dan bukan merupakan sebuah solusi untuk memenuhi pangan dalam negeri. Impor hanya kebijakan yang nantinya akan merugikan dan memberatkan para petani, terutama di situasi pandemi Covid-19
"Artinya, impor beras tahun 2021 ini tidak perlu dilakukan, karena sangat kontradiktif dengan data beras yang sangat meyakinkan dari pemerintah. Di lain sisi petani sedang menyambut masa panen raya, jika impor beras tetap dilakukan, maka akan berpengaruh terhadap equilibrium permintaan dan penawaran beras. Petani akan dirugikan karena harga beras mengalami penurunan," katanya.
Menurut Sahabudin, produksi beras dalam negeri pada t 2019 mencapai 31,31 juta, meningkat lagi menjadi 31,33 juta ton di 2020. Bahkan, BPS memperkirakan produksi padi pada periode Januari-April 2021 mencapai 25,37 juta ton GKG, atau mengalami peningkatan sebesar 5,37 juta ton (26,88 persen) dibandingkan tingkat produksi padi 2020 di periode yang sama, yakni 19,99 juta ton GKG.
"Angka proyeksi ini terbilang sangat signifikan, sehingga produksi beras sebesar 31,33 juta ton pada 2020, secara optimis tentu akan mengalami kenaikan juga di 2021," ujarnya.