TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito menyebut, kasus masuknya varian baru virus Covid-19, B117 asal Inggris, ke Indonesia menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah untuk meningkatkan upaya antisipatif.
"Pada prinsipnya kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia untuk mengintensifkan pelaksanaan upaya antisipatif imported case. Baik yang teknis di pintu kedatangan, akurasi dari alat testing, prosedur karantina isolasi, dan perawatannya serta pelaksanaan dari whole genome sequencing yang lebih holistik dan real time," ujar Wiku dalam konferensi pers virtual, Kamis, 4 Maret 2021.
Menurut Wiku, masuknya strain baru yang dibawa oleh orang dari luar negeri seperti ini sulit dihindari
karena dunia saling berkaitan dan pemerintah tidak bisa selamanya melumpuhkan mobilisasi yang bisa mengancam sektor sosial ekonomi. Selain itu, kata Wiku, Indonesia juga secara diplomasi memiliki perjanjian perjalanan dengan beberapa negara.
Sejauh ini, Wiku mengklaim pengaturan mobilitas pelaku perjalanan luar negeri di Indonesia sudah dirancang dengan lapisan proteksi berlapis. Dari mulai pengecekan suhu, tes PCR, sampai karantina demi mencegah masuknya virus Covid-19 jenis baru ke Indonesia.
"Untuk itu, mohon saat ini kita bijak menyikapi adanya imported case ini dengan mengevaluasi dan kembali memaksimalkan mekanisme perlindungan yang sudah ada. Komitmen petugas di lapangan maupun pelaku perjalanan untuk saling solid membangun keamanan global antar negara, ini sangat menentukan kesuksesan implementasi kebijakan," ujar dia.
Varian B117 ditemukan di Indonesia melalui kegiatan pengurutan genom virus menyeluruh (whole genom sequencing) pada sampel virus corona penyebab Covid-19 yang bertransmisi di Indonesia. Dari 462 WGS yang diperiksa, teridentifikasi dua kasus di antaranya mengandung varian baru asal Inggris itu.
Sampel itu ternyata milik dua warga Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Keduanya berinisial M, warga Kecamatan Lemahabang, dan A, warga Kecamatan Pedes. keduanya merupakan perempuan pekerja migran yang baru datang dari Arab Saudi. M tiba di Indonesia pada 28 Januari. Tiga hari berselang, A tiba di Tanah Air.
Keduanya sempat menjalani karantina di Wisma Pademangan, Jakarta Utara, selama lima hari, saat pertama tiba. Mereka juga menjalani tes polymerase chain reaction (PCR), lalu dinyatakan terjangkit virus corona dengan status orang tanpa gejala. Karena terjangkit virus, masa karantina mereka diperpanjang hingga dinyatakan negatif corona sesuai dengan hasil tes usap. Kini, hasil tes swab mereka telah dinyatakan negatif dan sudah diizinkan pulang ke Karawang.
Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman menyebut masuknya varian baru virus Covid-19 B117 asal Inggris ke Indonesia, merupakan bukti lambatnya respon pemerintah akan perkembangan virus corona.
Sejak Desember 2020 lalu, Dicky menduga bahwa varian baru virus ini sudah masuk ke Indonesia. Hanya saja, kata dia, mutasi tersebut terlambat diketahui lantaran jumlah testing dan sistem deteksi dini Covid-19 Indonesia belum memadai. "Kita sudah telat respons hampir tiga bulan," ujar Dicky saat dihubungi Tempo, Rabu, 3 Maret 2021.
Ancaman strain baru virus ini, kata Dicky yang bisa memperburuk keadaan jika tidak berhasil ditangani dengan baik. "Strain baru Covid-19 ini seperti epidemi di tengah pandemi," ujar dia.