TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Gerakan Antiradikalisme Alumni Institut Teknologi Bandung (GAR ITB), Shinta Madesari Hudiarto mengatakan juru bicara Presiden Joko Widodo, Fadjroel Rachman, bukan anggota mereka. Shinta mengatakan Fadjroel memang tergabung di beberapa grup bersama anggota GAR ITB yang lain, tetapi itu adalah grup angkatan atau jurusan di Kampus Ganesha.
"Bang Fadjroel kan dulu mahasiswa ITB, mungkin tergabung di WAG (Whatsapp Group) jurusan dia dan mungkin tergabung di WAG angkatan dia. Enggak semua anggota di WAG komunitas adalah anggota GAR," kata Shinta kepada Tempo, Senin, 15 Februari 2021.
Shinta menuturkan, sebelum GAR ITB terbentuk, Fadjroel memang pernah tergabung dalam petisi menolak calon Majelis Wali Amanat ITB pada 2018 lalu. Petisi itu lahir dari perbincangan alumni ITB di sebuah grup Whatsapp.
"Waktu itu untuk petisi memang nama Bang Fadjroel ada di situ," kata alumni jurusan Biologi ITB angkatan 1987 ini.
Beberapa saat setelah petisi itu, kata Shinta, barulah wadah bernama GAR ITB terbentuk. Surat pertama GAR merupakan tuntutan agar Din Syamsuddin mundur dari MWA ITB.
Baca: Mahfud Md: Din Syamsuddin Kritis, Bukan Radikalis
Menurut catatan Tempo, pada 25 Juni 2020, GAR menyurati Ketua MWA ITB dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan agar memberhentikan Din dari MWA karena tindakannya dinilai radikal terhadap pemerintah.
Shinta mengatakan, Fadjroel tak ikut dalam surat ini. "Saya tanda tangan surat itu, sudah enggak ada Bang Fadjroel di situ," ujar Shinta.
Shinta mengatakan anggota GAR memang dihimpun dari grup Whatsapp komunitas-komunitas alumni ITB, baik grup Whatsapp lintas jurusan maupun lintas angkatan. Namun, Shinta mengklaim, setiap anggota grup Whatsapp bukan berarti merupakan anggota GAR ITB.
Dia menjelaskan memang ada pentolan dari setiap angkatan dan tim perumus yang bertugas merumuskan surat-surat pelaporan atau pernyataan sikap. Setiap kali hendak mengangkat suatu isu, kata dia, surat yang sudah dirumuskan bakal dilempar terlebih dulu ke setiap grup komunitas.
"Karena itu semua surat-surat GAR jumlah pendukungnya beda-beda. Jadi tiap kami rilis surat, drafnya kami lempar, kami tanya siapa yang mau dukung, siapa yang mau tarik nama. Itu dinamika terus," ujar Shinta.
Dalam surat GAR ITB kepada KASN 28 Oktober 2020 yang melampirkan 2.075 alumni, nama Fadjroel memang tak tercantum. Begitu pun dalam surat GAR ITB kepada MWA dan Mendikbud pada 25 Juni 2020 yang melampirkan 1.335 nama alumni.
Shinta pun menilai wajar jika Fadjroel Rachman tetap ada di grup Whatsapp alumni ITB bersama anggota-anggota GAR. Ia menganggap hal ini semata-mata lantaran Fadjroel merupakan alumni ITB.
"Masa hanya karena dia jadi jubir (Presiden) lantas tidak boleh bersosialisasi. Dan itu bukan lantas berarti dia aktif di GAR, ya dia aktif di WAG dia, di WAG angkatannya di WAG jurusannya," ucapnya.
Sebelumnya, Fadjroel Rachman disebut-sebut aktif di GAR ITB, yang belakangan disorot lantaran melaporkan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin ke Komisi Aparatur Sipil Negara. Anggota GAR ITB Nelson Napitupulu sempat mengungkapkan hal itu dan dikutip sejumlah media. Dihubungi hari ini, Nelson menolak berkomentar. "Ke Bu Shinta saja," kata Nelson.
BUDIARTI UTAMI PUTRI