TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan memastikan prajurit TNI yang akan diterjunkan untuk ikut melacak (tracing) kasus Covid-19 telah diberi pelatihan khusus oleh Kementerian Kesehatan. Prajurit berupa Babinsa, Babin Potmar, dan Babinpotdirga tersebut akan menjadi petugas tracer selama masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro, dari 9 Februari 2021 hingga 22 Februari 2021 di Jawa Bali.
"Tentunya para Babinsa, Babin Potmar, dan Babinpotdirga ini akan diberikan kemampuan untuk bisa menjadi tracer Covid-19 di wilayahnya masing-masing," kata Juru Bicara Program Vaksinasi Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Wiweko, Rabu, 10 Februari 2021.
Ia mengatakan untuk saat ini, para prajurit itu akan diterjunkan di 7 provinsi di Jawa Bali yang menjadi target utama PPKM Mikro. Tercatat ada 98 kabupaten/kota yang akan menjadi lokasi terjunnya para Babinsa hingga Babinpotdirga tersebut.
Nadia mengharapkan bantuan dari TNI ini dapat semakin mempermudah pelacakan kasus Covid-19 di daerah. "Pelaksanaan pelacakan dan karantina kurang dari 72 jam sejak kasusnya terkonfirmasi," kata Nadia.
Kemarin, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto telah menggelar apel bersama sejumlah perwakilan Babinsa, Babin Potmar, dan Babinpotdirga di Plaza Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur. Sebanyak 27.866 Babinsa, 1.768 Babin Potmar, dan 102 Babinpotdirga dikerahkan dalam penugasan ini.
Hadi mengatakan Babinsa merupakan ujung tombak TNI di tengah masyarakat dapat menjadi agen pencegahan, pendeteksian dan penanggulangan terhadap Covid-19 di Desa.
"Sebanyak 475 personel TNI yang hari ini dilatih akan menjadi pelatih bagi lebih dari 27.000 Babinsa lainnya yang ada di Jawa dan Bali yang akan melaksanakan PPKM Skala Mikro," kata Hadi.