Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

NasDem: Yang Anggap Normalisasi Pilkada Demi Anies, Berpikirnya Sempit

image-gnews
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, menyapara para petugas medis saat meninjau RSUD Cengkareng. Facebook/@Anies Baswedan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, menyapara para petugas medis saat meninjau RSUD Cengkareng. Facebook/@Anies Baswedan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai NasDem Saan Mustopa menanggapi adanya persepsi bahwa usulan Pilkada digelar 2022 dan 2023 demi memuluskan jalan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi Capres di Pilpres 2024. Saan mengatakan anggapan itu menunjukkan cara berpikir yang sempit.

"Kalau yang mempersepsikan mau normalisasi pilkada demi Anies, itu berpikirnya sempit. Pilkada (2022 dan 2023) kan bukan hanya DKI," kata Saan ketika dihubungi, Kamis, 28 Januari 2021.

Saan mengatakan ada beberapa alasan perlu dilakukan normalisasi pilkada pada 2022 dan 2023. Pertama, kata dia, kualitas elektoral pilkada akan mengalami penurunan luar biasa jika disatukan atau serentak di tahun 2024.

Merujuk Undang-undang Pemilu dan Pilkada saat ini, pemilihan legislatif, pemilihan presiden, dan pemilihan kepala daerah akan digelar berturut-turut dalam beberapa bulan di 2024. Saan mengatakan penyelenggara pemilu akan sangat kerepotan lantaran tahapan pilkada bakal berimpitan dengan pemilihan presiden dan pemilihan legislatif.

Partai politik pun disebutnya akan sangat sibuk. "Belum selesai pileg, disibukkan dengan pilpres, lalu rekrutmen calon kepala daerah yang jumlahnya lebih dari 500 plus 34," kata Saan.

Saan juga menyinggung putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 55 Tahun 2019 tentang keserentakan pemilu. Menurut dia, ada momentum bahwa putusan itu harus diterjemahkan melalui revisi UU Pemilu.

Baca juga: Pengamat Sebut Anies akan Dapat Panggung Jika Pilkada 2022 Digelar

Dalam putusan tersebut, MK menyatakan bahwa pemilu serentak lima kotak seperti 2019 bukanlah satu-satunya pilihan keserentakan. MK menyebutkan bahwa desain keserentakan pemilu harus yang memperkuat sistem presidensial.

Berbagai usulan desain keserentakan pun mengemuka. Misalnya pemilu serentak nasional (presiden, DPR, DPD) dan pemilu serentak daerah (kepala daerah dan DPRD), atau pemilu serentak eksekutif (presiden dan kepala daerah) dan pemilu serentak legislatif (DPR, DPRD, DPD).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saan mengatakan pada intinya putusan MK itu harus diterjemahkan melalui revisi undang-undang. Mengingat beratnya Pemilu Serentak 2019 lalu dengan sistem lima kotak, ia menilai akan sangat berat jika pilkada harus digelar di tahun yang sama.

Saan mengingatkan banyaknya petugas yang menjadi korban saat Pemilu Serentak 2019 lalu. Selain itu, pileg pun tereduksi ketimbang pemilihan presiden yang lebih menyedot perhatian publik.

"Kemudian dari sisi pengamanan apakah sanggup. Beda lho mengamankan pilpres dalam konteks nasional dan pilkada, daerah memiliki dinamika sendiri," kata Wakil Ketua Komisi II DPR ini.

Secara teknis, Saan mengatakan jadwal setiap tahapan akan berimpitan. Misalnya, pileg dan pilpres digelar pada bulan April. Pada saat yang sama, tahapan pilkada sudah berjalan. Saat pemungutan suara pilkada berlangsung, bisa saja pilpres dan pileg sedang dalam tahap sengketa di Mahkamah Konstitusi.

Maka dari itu, Saan mengatakan partainya tetap mengusulkan pilkada dinormalisasi pada 2022 dan 2023, sedangkan pilkada serentak berikutnya digelar pada 2027. Ia menyebut NasDem akan berkomunikasi dengan partai-partai lain, kendati sejumlah fraksi saat ini bersikap menolak revisi. "Sikap politik kan dinamis, bahwa ada dinamika wajar," kata Saan.

Sebelumnya, anggapan bahwa normalisasi pilkada di tahun 2022 dan 2023 demi memuluskan Gubernur DKI ini di Pilpres 2024 dikemukakan oleh Direktur Indo Barometer M. Qodari. 

Jika pilkada 2022 digelar, kata Qodari, Anies akan mendapat panggung politik kembali.  "Apabila menang, terpilih kembali, maka akan punya panggung lagi di pemerintahan selama dua tahun," ujar Qodari pada Rabu, 27 Januari 2021

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Pramono Anung Disambut 5.000 Orang saat Deklarasi Fathers Inisiatif Bendahara Umum PDIP Olly Dondokambey

6 jam lalu

Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung, menyampaikan gagasannya saat Deklarasi Fathers For Pram & Doel di Kawasan Kemayoran, Jakarta, Sabtu, 2 November 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Pramono Anung Disambut 5.000 Orang saat Deklarasi Fathers Inisiatif Bendahara Umum PDIP Olly Dondokambey

Sebanyak 5.000 orang hadir dalam deklarasi Fathers yang digagas Bendahara Umum PDIP, Olly Dondokambey. Pramono Anung berkomitmen mewujudkan Jakarta berkeadilan dan setara untuk semua.


Tom Lembong Ditahan Kejagung, Rencana Anies Mau Pamer Tempat Favorit di Jogja Buyar

7 jam lalu

Anies mengunggah acara yang semula menghadirkan Tom Lembong sebagai narasumber di UGM. Foto: Instagram.
Tom Lembong Ditahan Kejagung, Rencana Anies Mau Pamer Tempat Favorit di Jogja Buyar

Sebelum Tom Lembong ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan Kejaksaan Agung, Anies berencana memamerkan tempat favoritnya di Yogyakarta.


Hasto Minta Kader PDIP Ketuk Pintu Rakyat untuk Menangkan Endah-Joko di Gunungkidul

11 jam lalu

Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto. ANTARA/Humas UI.
Hasto Minta Kader PDIP Ketuk Pintu Rakyat untuk Menangkan Endah-Joko di Gunungkidul

Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, mengajak kader bergotong royong memenangkan Endah Subekti Kuntariningsih-Joko Parwoto dalam Pemilihan Bupati Gunungkidul.


Ridwan Kamil Datangi Jokowi ke Solo Demi Ucapan Purnatugas, Sebut 11 Tahun Bersama

12 jam lalu

Presiden ke-7, Joko Widodo (Jokowi) dan calon gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil memberikan keterangan kepada wartawan seusai pertemuan keduanya di kediaman Jokowi di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Jumat, 1 November 2024. TEMPO/Septhia Ryanthie
Ridwan Kamil Datangi Jokowi ke Solo Demi Ucapan Purnatugas, Sebut 11 Tahun Bersama

Ridwan Kamil mengaku perbincangannya saat bertemu Jokowi hanya seputar ucapan selamat purnatugas dan sisanya membahas Jakarta secara umum.


Jokowi saat Ditanya Kemungkinan jadi Jurkam di Pilkada: Dalam Proses untuk Diputuskan

1 hari lalu

Presiden ke-7, Joko Widodo (Jokowi) dan calon gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil memberikan keterangan kepada wartawan seusai pertemuan keduanya di kediaman Jokowi di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Jumat, 1 November 2024. TEMPO/Septhia Ryanthie
Jokowi saat Ditanya Kemungkinan jadi Jurkam di Pilkada: Dalam Proses untuk Diputuskan

Jokowi belum memastikan untuk ikut menjadi juru kampanye calon kepala daerah yang didukung Koalisi Indonesia Maju


Komisi II DPR Minta KPU Sempurnakan Sirekap sebelum Digunakan di Pilkada 2024

1 hari lalu

Petugas KPPS menunjukan aplikasi Sirekap atau Sistem Informasi Rekapitulasi Pilkada serentak saat uji coba di komplek Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Rabu, 9 September 2020. Sirekap merupakan aplikasi digital dalam penghitungan suara dalam Pemilihan Serentak 2020 di 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota. TEMPO/Prima mulia
Komisi II DPR Minta KPU Sempurnakan Sirekap sebelum Digunakan di Pilkada 2024

Ketua KPU tidak memungkiri penggunaan Sirekap pada Pemilu 2024 menimbulkan sejumlah permasalahan di masyarakat.


KPU: Anggaran Hibah Daerah untuk Pilkada 2024 Rp 28,6 triliun, Lebih dari 99 Persen Sudah Cair

1 hari lalu

Ketua KPU RI Mochammad Afifuddin (tengah) bersama Anggota KPU RI August Mellaz (kiri) dan Idham Holik (kanan) memberikan keterangan kepada media terkait perkembangan penerimaan pendaftaran Pencalonan kepala daerah Pilkada Serentak Tahun 2024 di kantor KPU RI, Jakarta, Jumat, 30 Agustus 2024. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
KPU: Anggaran Hibah Daerah untuk Pilkada 2024 Rp 28,6 triliun, Lebih dari 99 Persen Sudah Cair

KPU sedang melakukan rekrutmen jajaran KPPS dan menyiapkan logistik untuk Pilkada 2024.


PDIP Tak Permasalahkan jika Jokowi Jadi Juru Kampanye di Pilkada: Dia Warga Biasa

1 hari lalu

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima saat memimpin pertemuan Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi VI DPR RI ke Kabupaten Gianyar, Bali, Senin (22/04/2024). Foto: Hanum/vel
PDIP Tak Permasalahkan jika Jokowi Jadi Juru Kampanye di Pilkada: Dia Warga Biasa

PDIP mengaku partainya tak ambil pusing menanggapi mantan Presiden Joko Widodo yang diisukan akan menjadi juru kampanye di Pilkada 2024.


Ridwan Kamil Berencana Temui Jokowi di Solo Siang Ini

1 hari lalu

Calon Gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil berbicara dalam debat kedua Pilgub Jakarta di Beach City International Stadium, Jakarta Utara, pada Ahad, 27 Oktober 2024 Cuplikan YouTube KPU DKI Jakarta
Ridwan Kamil Berencana Temui Jokowi di Solo Siang Ini

Pada Kamis malam, Ridwan Kamil bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto.


Pimpinan DPR Bilang Tampung Usulan soal 8 UU Politik Direvisi dengan Metode Omnibus Law

1 hari lalu

Wakil Ketua DPR dari Fraksi Golkar, Adies Kadir, saat menjawab pertanyaan wartawan di kompleks gedung DPR, Rabu, 23 Oktober 2024. TEMPO/Nandito Putra
Pimpinan DPR Bilang Tampung Usulan soal 8 UU Politik Direvisi dengan Metode Omnibus Law

Anggota Komisi II DPR mengusulkan delapan UU politik agar dipertimbangkan untuk direvisi dengan metode omnibus law.