TEMPO.CO, Jakarta - Relawan dari lembaga medis dan kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committe (MER-C) dr Zecky Eko Triwahyudi mengatakan masih banyak masyarakat di lokasi bencana gempa Sulawesi Barat abai terhadap protokol kesehatan.
"Kondisi di lapangan, masyarakat masih terlalu cuek dengan wabah dan tidak menggunakan masker," kata dokter spesialis ortopedi MARS saat diskusi daring dengan tema "Risiko COVID-19 pada Penanggulangan Bencana Gempa Sulbar", Minggu 24 Januari 2021.
Keadaan tersebut cukup menyulitkan tenaga kesehatan dan relawan yang ingin membantu para korban terutama dalam hal penanganan.
Saat ini, lanjut dia, kemungkinan sudah ada personel yang positif COVID-19. Hal itu tidak terlepas dari banyaknya masyarakat tidak patuh protokol kesehatan.
Baca: Update Covid-19 24 Januari: Kasus Baru Bertambah 11.788, Pasien Sembuh 7.751
Untuk mengurangi kemungkinan terpapar virus di lokasi bencana, relawan dan tim medis dari MER-C terus mengedepankan dan memperkuat protokol kesehatan terutama menjaga jarak fisik. "Ini menjadi tantangan," katanya.
Ia mengatakan seluruh tenaga kesehatan, relawan dan pihak-pihak lainnya yang datang ke lokasi di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene sudah bebas COVID-19, karena mereka wajib melakukan tes usap atau rapid test antigen.
Di lokasi bencana, MER-C juga melakukan sejumlah upaya promosi kesehatan, yakni edukasi terhadap pasien-pasien ortopedi.
MER-C, lanjutnya, juga terus melakukan edukasi bahaya pandemi COVID-19 kepada masyarakat terutama yang masih abai protokol kesehatan termasuk di lokasi gempa Sulawesi Barat. "Selain itu, upaya promosi kesehatan yang dilakukan oleh MER-C ialah pencegahan diare dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)," kata Zecky Eko.