TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Sosial mengirimkan tenda pengungsi Covid-19 di lokasi gempa Kabupaten Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat. "Kami siapkan 10 tenda untuk sementara dan bisa nambah tergantung jumlah pengungsi," kata Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kemensos, M Safii Nasution, dalam keterangannya, Ahad, 17 Januari 2021.
Safii mengatakan tenda tersebut menggunakan pembatas dan memiliki ventilasi di tiap ruangannya untuk menghindari penyebaran Covid-19.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo meminta penanganan pengungsian warga yang terdampak gempa Mamuju dan gempa Majene agar memisahkan kelompok rentan dengan usia muda.
Hal tersebut dilakukan guna mencegah penularan dan mengantisipasi potensi risiko penyebaran Covid-19 di tempat pengungsian. "Kelompok rentannya harus kita lindungi karena ada Covid-19," ujar Doni.
Kelompok rentan yang dimaksud adalah bagi mereka yang berusia lanjut, warga yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid, ibu hamil, ibu menyusui, disabilitas, balita dan anak-anak.
Doni juga mengirimkan dukungan berupa alat test cepat antigen untuk memeriksa dan menelusuri adanya penularan Covid-19 di lingkungan pengungsian. “Nanti akan ada proses swab antigen untuk kita menjamin para pengungsi tidak terpapar Covid-19,” kata Doni.
Apabila terdapat warga pengungsi korban gempa Mamuju dan gempa Majene yang reaktif swab antigen, Doni mengatakan, akan segera mendapatkan tindak lanjut dari Dinas Kesehatan setempat.
Baca juga: Gempa Sulawesi Barat: BNPB Beri Dana Stimulan untuk Rumah Warga yang Rusak
FRISKI RIANA