TEMPO Interaktif, Jakarta:Departemen Perhubungan masih mengkaji kemungkinan kenaikan tarif angkutan untuk menyesuaikan dengan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM). Demikian dikatakan Menteri Perhubungan Agum Gumelar seusai melepas kloter pertama jemaah haji Indonesia di Bandara Internasional Sukarno-Hatta, Minggu (20/1). Saran untuk kenaikan tarif angkutan itu sendiri, kata Agum, telah disarankan Organda. Namun sejauh ini pemerintah masih melakukan pertimbangan dan melihat kenaikan tarif angkutan tersebut dari berbagai aspek. "Memang kenaikan tarif ini langkah yang tidak populer. Saya pun ingin tarif itu tetap, malah kalau bisa turun. Tapi saya juga tidak boleh lari dari suatu kenyataan, bahwa saya harus tetap bertanggungjawab untuk memelihara seluruh operator angkutan, di mana pun berada, tetap eksis," ujar Agum. Dijelaskan Agum, untuk angkutan dalam satu provinsi, wewenang kenaikan tarifnya berada kendali pemerintah daerah setempat. Depatemen Perhubungan hanya mengatur angkutan yang beroperasi antar provinsi. "Kompensasi dari kenaikan BBM ini ada. Kita sedang atur dana kompensasinya, kita ambil langkah setepat mungkin," kata dia lagi. (Suseno-Tempo News Room)
Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.
