TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Luar Negeri atau Komisi I DPR, Fadli Zon, berharap pemerintah Amerika Serikat, setelah Joe Biden menang pemilu AS, tak mencampuri urusan HAM di Indonesia.
"Kita berharap Biden tak masuk isu-isu detail soal Papua atau politik domestik terkait hak asasi manusia," kata Fadli kepada Tempo Ahad, 8 November 2020.
Fadli berharap kebijakan AS di Timur Tengah bisa lebih kondusif untuk perdamaian, khususnya menyangkut Palestina. "Mudah-mudahan ia bisa mengoreksi Deal of (the) Century Trump," ujar Fadli.
Deal of the century ialah penawaran Donald Trump untuk mengakhiri konflik Timur Tengah yang dinilai hanya menguntungkan Israel. Misalnya, Trump menawarkan Yerusalem menjadi Ibu Kota Israel, bersatu, dan tak dibagi.
Berikutnya, Fadli Zon menilai kepentingan AS di Laut Cina Selatan tetap sama. Kecenderungan Biden malah bisa lebih agresif 'melawan' Cina dengan menggalang dukungan internasional."
Fadli juga memprediksi perang dagang dengan Cina bisa lebih keras dengan cara Biden. Ia menilai sikap Biden dan Trump sama terhadap Cina, hanya saja cara yang diambil berbeda. "Artikulasi Trump lebih keras dan liar, Biden mungkin lebih cool tapi sistematis," kata politikus Gerindra ini.
Pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana mengatakan presiden dari Partai Demokrat AS biasanya memang cenderung memperhatikan kondisi penegakan HAM di negara lain.
Hikmahanto pun menyarankan pemerintah Indonesia bisa beradaptasi dan lebih transparan terkait isu HAM.
"Partai Demokrat itu ideologinya adalah HAM, melindungi minoritas, mengenakan pajak yang tinggi bagi kelas menengah ke atas," kata Hikmahanto saat dihubungi pada Ahad, 8 November 2020.