TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI) menilai publik lebih menunggu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mampu menangkap mantan calon anggota legislatif PDIP Harun Masiku. Hal itu MAKI sampaikan untuk menanggapi penangkapan tersangka di kasus suap mantan Sekretaris Mahkamah Agung Nurhadi, Hiendra Soenjoto.
“Masyarakat lebih menunggu KPK mampu menangkap Harun Masiku, karena aroma dimensi politiknya lebih kental dalam kasus Harun Masiku daripada kasusnya Hiendra,” kata Koordinator MAKI, Boyamin Saiman, Sabtu, 31 Oktober 2020.
Boyamin menilai penangkapan Harun merupakan pertaruhan pimpinan KPK era Firli Bahuri. Bila KPK gagal menemukan Harun, kata dia, maka bisa dibilang lembaga antirasuah ini tak lagi bergigi. “Kalau tidak mampu ya berarti KPK yang sekarang semakin buruk kinerjanya,” kata dia.
Boyamin menilai Dewan Pengawas perlu mengevaluasi kinerja pimpinan KPK dalam pengejaran Harun Masiku. Dia mengusulkan agar Dewas mengambil opsi mengganti Ketua KPK bila dinilai ada kesalahan serius dari kasus kaburnya Harun Masiku. “Salah satu Wakil Ketua kemudian bisa menjadi Ketua KPK untuk meningkatkan kinerja,” tutur dia.