TEMPO.CO, Jakarta - Masih sekitar empat tahun lagi menjelang Pemilihan Presiden 2024. Meskipun demikian, sejumlah lembaga telah mulai melakukan survei mengenai capres.
Salah satu hasil dari sigi nasional yang dilakukan sejumlah lembaga adalah mengenai elektabilitas sejumlah tokoh yang berpeluang menjadi Calon Presiden empat tahun mendatang.
Salah satu lembaga yang baru-baru ini melakukan survei pilihan Capres 2024 adalah Indikator. Lembaga sigi nasional tersebut mencoba melakukan simulasi tertutup atas 15 nama.
"Bulan September ini kami melakukan lagi survei," ujar Direktur Eksekutif Indikator, Burhanuddin Muhtadi, dalam konferensi pers, Ahad, 25 Oktober 2020. Survei tersebut dilakukan pada 24 September hingga 30 September 2020 dengan menggunakan panggilan telepon karena pandemi Covid-19.
Metode yang digunakan adalah simple random sampling dengan 1.200 responden yang dipilih secara acak berdasarkan data survei tatap muka langsung sebelumnya pada rentang Maret 2018 hingga Maret 2020.
Adapun margin of error sekitar 12.9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel berasal dari seluruh provinsi di Indonesia yang terdistribusi secara proporsional.
Selain Indikator, pada bulan ini pun lembaga Indometer mengumumkan hasil surveinya. Survei Indometer dilakukan pada 25 September sampai 5 Oktober 2020 melalui sambungan telepon kepada 1.200 responden dari seluruh provinsi yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2019. Margin of error dari survei ini adalah sebesar 2,98 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Dari survei-survei tersebut, Tempo mencatat lima nama paling menonjol sebagai kandidat calon presiden 2024. Berikut ini adalah daftarnya.
Nama Gubernur Jawa Tengah ini menjadi yang teratas dari hasil sigi teranyar Indikator. Berdasarkan Survei Indikator, Ganjar dipilih 16,7 persen responden. Ganjar menjadi yang paling menonjol dalam tiga survei terakhir Indikator, yaitu pada Mei, Juli, dan September 2020.
"Pak Ganjar berada di tingkat pertama di tiga survei terakhir," ujar Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Muhtadi. Pada Juli 2020, Ganjar dipilih 16,2 persen responden. Sementara, pada Mei 2020, ia dipilih 11,8 responden.
Berbeda dengan hasil Indikator, survei Indometer mencatat Ganjar berada di posisi kedua, di bawah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Ganjar meraih suara 16,5 persen responden. Kendati demikian, suara ganjar ini naik dari angka 15,4 persen di Juli 2020.
"Menyisakan selisih tipis 0,3 persen saja dengan Prabowo," kata Direktur Eksekutif Indometer Leonard SB dalam siaran pers, Jumat, 16 Oktober 2020.
2. Prabowo Subianto
Menteri pertahanan ini menempati posisi kedua dalam survei teranyar Indikator. Prabowo mengantongi suara 16,8 persen, di bawah elektabilitas Ganjar Pranowo yang mendapat 18,7 persen.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 9 September 2020. Rapat kerja tersebut membahas Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Kementerian Pertahanan/TNI TA 2021. TEMPO/M Taufan Rengganis
Prabowo sebelumnya pernah menempati posisi pertama survei Indikator, yaitu pada Februari 2020. Kala itu, dia dipilih 22,2 persen responden, sementara Ganjar 9,1 persen. Suara untuk Prabowo tersebut anjlok pada Mei 2020 ke angka 14,1 persen, serta pada Juli 2020 yang 13,5 persen, sebelum akhirnya naik kembali di survei teranyar.
Sementara itu, survei Indometer menunjukkan Prabowo sebagai kandidat terkuat capres 2024. Dalam hasil sigi yang dirilis Oktober, Prabowo meraih suara 16,8 persen. Angka tersebut turun dari hasil survei Juli 2020. Kala itu, Ketua Umum Gerindra ini dipilih 17,6 persen responden.
3. Anies Baswedan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menempati urutan ketiga dalam survei Indikato terbaru. Pada survei yang dihelat September 2020 itu, Anies mendapat suara 14,4 persen.
Anies Baswedan dengan batik yang dikenakan untuk memperingati Hari Batik Nasional.Instagram
Secara tren, suara untuk Anies dalam survei Indikator berfluktuasi. Pada Februari 2020, ia mendapat 12,1 persen suara. Angka tersebut turun menjadu 10,4 persen pada Mei 2020. Pada Juli, angka tersebut kembali melejit ke 15,0 persen, sebelum kemudian terkoreksi kembali.
Adapun pada survei yang digelar Indometer, Anies menduduki posisi keempat. Bekas menteri pendidikan itu meraih 8,9 persen pada Oktober 2020. Elektabilitas Anies turun dari survei Juli 2020 yang mendapat 10,1 persen.
4. Sandiaga Salahuddin Uno
Bekas wakil gubernur DKI Jakarta ini menempati posisi keempat dalam survei Indikator bulan September. Sandiaga meraih suara 8,8 persen.
Tren elektabilitas Sandiaga berfluktuasi. Pada Februari 2020, Sandiaga meraih suara 9,5 persen. Elektabilitas Sandiaga merosot pada Mei 2020 ke angka 6 persen. Pada Juli 2020, suara tersebut naik kembali ke 9,2 persen.
Sandiaga Uno sebelum sidang mempertahankan disertasinya untuk mendapatkan gelar doktor manajemen, Sabtu, 25 Juli 2020. Foto IG @sandiuno.
Sementara itu, dalam survei yang digelar Indometer Oktober 2020, Sandiaga menempati posisi kelima. Sandiaga meraih elektabilitas 7,7 persen. Angka tersebut turun dari hasil Juli 2020 yang sebesar 8,8 persen.
5. Ridwan Kamil
Gubernur Jawa Barat yang akrab disapa Kang Emil ini dipilih 7,6 persen responden survei Indikator September 2020. Dengan demikian, ia menempati posisi kelima dibanding beberapa tokoh lainnya.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat melakukan inspeksi dan operasi gabungan di Mall The Park Sawangan, Depok, Jawa Barat, Jumat, 2 Oktober 2020. Ridwan Kamil mulai berkantor di Depok untuk mempermudah proses pemantauan penanganan Covid-19 di wilayah Bogor, Depok, Bekasi (Bodebek) sebagai penyumbang terbanyak kasus Covid-19 di Jabar. Depok juga sengaja dipilih karena sekaligus tengah menggelar pilkada serentak. TEMPO/M Taufan Rengganis
Elektabilitas Emil tercatat hanya 3,8 persen pada survei Indikator Februari 2020. Angka tersebut melejit ke 7,7 persen pada survei Mei 2020. Begitu pula pada Juli 2020 yang mencapai angka 8,6 persen, sebelum akhirnya kembali turun di September 2020.
Berdasarkan survei Indometer, Emil berada di posisi tiga di bawah Ganjar Pranowo. Pada sigi Oktober 2020, bekas Wali Kota Bandung itu meraih elektabilitas 10,6 persen. Angka tersebut turun dari sebelumnya 11,3 persen di Juli 2020.
CAESAR AKBAR | ANTARA