INFO NASIONAL -- Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dan Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Tohir akan menjadi Keynote Speaker Webinar ‘New Normal Ketenagakerjaan Mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional pada Rabu, 5 Agustus 2020 pukul 10.00–12.30 WIB.
Narasumber lainnya yakni Badan Perencanaan dan Pengembangan Ketenagakerjaan, Kemnaker RI, pimpinan Komisi X DPR RI APINDO, Serikat Pekerja SARBUMUSI, dan Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3
Selain mempengaruhi sektor kesehatan, pandemi Covid-19 juga berdampak pada perekonomian Indonesia. Penularan virus yang sangat cepat memaksa pemerintah di berbagai negara menempuh kebijakan ekstrim. Di Indonesia pemerintah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mengakibatkan banyak aktivitas masyarakat, termasuk kegiatan ekonomi dan ketenagakerjaan, terhenti.
Terhentinya aktivitas ketenagakerjaan dan ekonomi menyebabkan produktivitas tenaga kerja menurun. Padahal menurut Jurnal Kajian Ekonomi berjudul “Analisis Produktivitas Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia” oleh Chitra Ramayani, produktivitas tenaga kerja berpengaruh signifikan secara positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Artinya jika produktivitas tenaga kerja meningkat maka pertumbuhan ekonomi juga meningkat. Begitu juga sebaliknya, jika produktivitas tenaga kerja menurun maka pertumbuhan ekonomi juga turun.
Akibatnya kontraksi (pertumbuhan negatif) ekonomi terjadi di banyak negara. Pada kuartal I-2020, ekonomi Amerika Serikat (AS) terkontraksi minus 4,8 persen, China minus 6,8 persen , dan Eropa minus 3,8 persen. Perekonomian Indonesia masih tumbuh 2,97 persen, tetapi itu menjadi laju terlemah sejak 2001.
Untuk mengantisipasi kontraksi ekonomi yang semakin dalam, Presiden Joko Widodo telah mengintruksikan agar pemerintah mencari strategi yang tepat agar Indonesia menjadi negara yang benar-benar siap dan tidak terpuruk dengan keadaan pandemi Covid-19. Artinya roda perekonomian harus tetap berjalan tetapi dengan mengedepankan protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus.
Oleh karena itu, pemerintah Indonesia mengizinkan masyarakat untuk kembali beraktivitas dengan menerapkan kenormalan baru atau sering juga disebut dengan ‘new normal’. Di sini masyarakat boleh berkegiatan tetapi harus mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan lainnya yang ditetapkan. Langkah ini diberlakukan untuk menggerakkan kembali roda perekonomian yang selama ini tertahan karena kebijakan PSBB.
Keterbatasan aktivitas tetap bisa mendorong tenaga kerja produktif. Mereka yang bekerja lebih baik ketimbang orang-orang hanya berdiam dirumah. Roda perekonomian akan bergulir lagi, pertumbuhan ekonomi terjaga, lapangan kerja tercipta, dan kemiskinan ditekan. Tapi ini tidak berarti masyarakat bisa bebas seperti sebelum pandemi. Ada rambu-rambu yang harus ditaati jika tak ingin ‘new normal’ kebablasan menyebabkan gelombang kedua penyebaran virus.
Karena itu, negara yang ingin menerapkan new normal harus terus waspada. Masyarakat harus terus diingatkan untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan. Karena, jika penerapan ‘new normal’ ini gagal, akan butuh waktu yang lebih lama lagi untuk dapat mengatasi penyebaran virus corona.
Lalu, bagaimana dunia ketenagakerjaan harus menyikapi era ‘new normal’ ini? Para pembicara dan narasumber Webinar “New Normal Ketenagakerjaan Mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional” akan memaparkan pandangannya sesuai latar belakang keahlian mereka. Inilah saatnya pemerintah, pengusaha, pekerja, serta masyarakat bekerja sama mencari solusi untuk mengatasi dampak Covid-19.(*)