Menurut Mappaseng, uang itu dikirim dari Thailand oleh Hambali melalui Lilik, warga negara Malaysia, untuk aksi pengeboman bom di Indonesia. Namun polisi masih menelusuri kebenaran penggalangan dana tersebut kepada Noordin Moth Top, buronan polisi yang diduga sebagai pengendali peledakan bom Marriott.
Selain itu, Mappaseng juga mengungkap identitas sepuluh tersangka yang terkait peledakan bom Marriott. Ia menjelaskan, ada enam tersangka sudah tertangkap di Pekanbaru dan Medan. Mereka dari kelompok Toni Togar dan Idris alias Gembrot, keduanya pelaku peledakan bom Bali. Mappaseng menambahkan, kelompok ini sudah tertangkap dan merencanakan peledakan sebelum kejadian Marriott. "Mereka mengetahui betul, dan ini (pengeboman) sudah disiapkan dan terakhir ada di tangan Asmar yang ditemukan mati di lokasi kejadian," ujar bekas Kepala Polda Jawa Tengah ini.
Nama pelaku yang sudah ditangkap antara lain Toni Togar, Sardona Siliwangi, Idris alias Gembrot alias Iksan, Datuk Rajo Ameh, Purwadi dan Mohammad Rais. Keenam pelaku ini ditangkap dalam kurun waktu 26 April hingga 12 Juni 2003.
Mappaseng juga membeberkan soal empat pelaku yang belakangan ditangkap setelah peledakan Marriott. Mereka ini adalah Suprapto, Heri Setianto, Solichin dan Malikul. Keempat pelaku ini ditangkap dalam kurun waktu 11 Agustus-12 Agustus lalu. Menurut Mappaseng, total pelaku yang sudah ditangkap hingga saat ini berjumlah 10 orang, ditambah Asmar Latinsani yang tewas di lokasi kejadian. "Sejauh ini baru satu eksekutor yang diketahui. Dari keterangan saksi diketahui Asmar inilah eksekutor bom Marriott," kata Mappaseng.
Dari hasil penangkapan itu polisi berhasil mengungkap jaringan pelaku yang memimpin dan mengendalikan peledakan bom Marriott. Ada lima orang yang masih dalam proses pengejaran polisi. Mereka adalah Dr. Asahari, ahli fisika perakit bom dan Noordin Moth Top yang buronan polisi sejak bom Bali. Keduanya warga negara Malaysia. Selain itu, masih ada sopir eksekutor yang baru kali ini terungkap perannya dan dua orang buronan pembeli bom mobil untuk peledakan bom Marriott yang masih belum diketahui identitasnya.
Menurut Mappaseng, para saksi yang sudah diperiksa membenarkan proses bom Marriott dari perencanaan hingga eksekusi dipimpin oleh Noordin. Untuk perakit bomnya adalah Dr.Asahari, sedang eksekutornya adalah Tohir dan Asmar.
Mappaseng mengungkapkan, Idris alias Gembrot yang merekrut Asmar dan Rais di Bengkulu. Selain itu, empat pelaku yang belakangan ditangkap, dalam perannya tidak terlibat langsung sebagai eksekutor di Jakarta. Mereka ini, dari keterangan saksi dan temuan tim forensik Polri diketahui sebagai penyimpan bahan peledak. Dari situ diketahui perjalanan bom tersebut mulai dari disimpan, diangkut hingga mobil terakhir mengangkut bom dari Bengkulu ke Lubuk Linggau. "Ditemukan bom yang di Marriott itu sama dengan bom yang ada di mobil tersebut (di Bengkulu)," kata bekas Kapuslabfor Polri ini.
Bom yang diangkut mobil Panther BD 2240 LD-milik kerabat dekat Asmar-kata Mappaseng, bukan untuk bom Marriott. Bahan peledak yang dibawa di mobil itu memang identik dengan yang meledak di Marriott. Hingga kini, polisi masih menelusuri kesamaan bom yang ditemukan di mobil Panther dengan bom yang ditemukan di Marriott.
e karel dewanto-Tempo News Room