TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Universitas Indonesia menduga Indonesia menjadi bagian dari multicenter clinical trial untuk kandidat vaksin Covid-19 dari perusahaan Sinovac. Multicenter clinical trial merupakan istilah untuk uji klinis yang dilakukan di beberapa daerah untuk menguji efektifitas vaksin.
“Kalau saya curiga ini bagian dari multicenter study,” kata Pandu saat dihubungi, Rabu, 22 Juli 2020. Pandu menjelaskan multicenter clinical trial biasa dilakukan di sejumlah negara sekaligus guna menguji keampuhan vaksin.
Keampuhan vaksin, kata dia, akan teruji bila mampu bekerja pada tubuh manusia yang beragam. Dia mengatakan uji klinis vaksin biasa dilakukan di daerah dengan angka infeksi yang masih tinggi. Pengajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat UI ini menduga angka infeksi yang masih tinggi menjadi alasan Indonesia dipilih menjadi tempat uji klinis.
Selain Indonesia, diketahui sejumlah negara yang memperoleh vaksin dari Sinovac di antaranya Brasil dan Bangladesh. Pandu mengatakan rencana uji coba vaksin Covid-19 di Indonesia sudah direncanakan jauh hari. Karena, jumlah sampel sudah langsung ditentukan sebanyak 1.620 orang.
Menurut Pandu, pemerintah Indonesia harus memperhatikan sejumlah hal terkait uji klinis yang akan dilakukan terhadap kandidat vaksin ini. Dia mengatakan menjadikan Indonesia sebagai lokasi uji klinis kandidat vaksin akan menguntungkan bila nantinya diperbolehkan memproduksi sendiri vaksin ini untuk digunakan kepada masyarakat. “Tergantung kesepakatannya,” ujar dia.
Selain itu, Pandu mengatakan, protokol uji klinis yang akan dilakukan juga harus ketat. Dia mengatakan pemerintah harus menjelaskan bagaimana uji klinis dilakukan, misalnya dalam hal pemilihan sampel.
Dia mengatakan tempat pengujian sebaiknya tidak hanya dilakukan di Bandung, melainkan juga di sejumlah daerah lain. Sampel pembanding juga harus diterapkan supaya hasil uji klinis calon vaksin Covid-19 bisa akurat. “Itu mempengaruhi hasil,” kata Pandu.