TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Bio Farma Honesti Basyir mengungkapkan alasannya memilih perusahaan asal Cina, Sinovac, sebagai mitra untuk mengembangkan vaksin Covid-19.
“Metode pembuatan vaksin yang digunakan Sinovac sama dengan kompetensi yang dimiliki Bio Farma,” kata Honesti dalam keterangan resmi yang diterima Tempo, Senin, 20 Juli 2020.
Honesti mengatakan Bio Farma sudah memiliki pengalaman dalam pembuatan vaksin dengan metode tersebut. Misalnya, vaksin Pertusis, sehingga tidak perlu mengubah atau menambah investasi dalam pembuatan vaksin Covid-19.
Sebanyak 2.400 vaksin dari Sinovac sudah tiba di Bio Farma pada Ahad, 19 Juli 2020. Vaksin tersebut rencananya akan digunakan untuk kebutuhan fase uji klinis tahap 3 pada Agustus 2020.
Menurut Honesti, uji klinis vaksin dijadwalkan berjalan selama enam bulan dan ditargetkan selesai pada Januari 2021. “Apabila uji klinis vaksin Covid-19 tahap 3 lancar, maka Bio Farma akan memproduksinya pada kuartal 1 2021 mendatang,” ujarnya.
Uji klinis vaksin Covid-19 akan dilaksanakan di Pusat Uji Klinis Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (FK UNPAD), yang akan mengambil sampel sebanyak 1.620 relawan dengan rentang usia antara 18–59 tahun dan kriteria-kriteria tertentu.
Sisa dari vaksin tersebut akan digunakan untuk uji lab di beberapa laboratorium di Bio Farma dan Pusat Pengujian Obat Dan Makanan Nasional (PPOMN).