TEMPO.CO, Jakarta - Prediksi perkembangan wabah Covid-19 bukan baru pertama kali diungkapkan Presiden Jokowi. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu sebelumnya juga sempat menyebut berbagai prediksi mengenai penyebaran dan dampak wabah tersebut di Tanah Air.
Jokowi kembali mengungkapkan prediksi teranyar mengenai pandemi Covid-19 di Tanah Air. Dari perhitungan yang didapat, ia mengatakan puncak pagebluk diprediksi terjadi pada Agustus dan September 2020.
Jokowi mengatakan bahwa angka ini masih dapat berubah. Jika pemerintah diam saja, ia mengatakan angka ini dapat semakin parah. Karena itu, ia telah beberapa kali meminta jajarannya untuk bekerja secara extraordinary. Berikut ini adalah sejumlah prediksi pandemi Covid-19 yang pernah disebut Jokowi.
1. Jokowi yakin wabah Covid-19 selesai akhir tahun
Presiden Joko Widodo sempat meyakini dampak buruk akibat pandemi Corona di Indonesia bisa selesai pada akhir tahun 2020. Pada tahun depan, ia optimistis perekonomian bisa bangkit lagi, terutama pariwisata.
"Saya meyakini, ini hanya sampai pada akhri tahun. Tahun depan akan terjadi booming di bidang pariwisata," kata Jokowi saat membuka ratas mitigasi Covid-19 di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif, Kamis, 16 April 2020 lewat video conference.
Jokowi mengatakan dengan kondisi sekarang, tahun depan masyarakat akan terdorong untuk menuntaskan dahaganya untuk bepergian. Saat ini pemerintah telah mengimbau agar masyarakat di rumah dan melakukan aktivitas dari rumah. Pembatasan perjalanan pun dilakukan pemerintah demi memutus rantai penyebaran wabah ini.
2. Jokowi prediksi pandemi mereda pada Juni 2020
Pemerintah sempat memprediksi masa pandemi Covid-19 mulai mereda pada Juni 2020 dan sepenuhnya tuntas pada Juli 2020 sehingga kehidupan masyarakat Indonesia kembali ke sedia kala.
Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan bahwa pesan Presiden Joko Widodo tentang pentingnya tes masif pada April dan Mei 2020 yang dilanjutkan dengan pelacakan yang agresif serta isolasi yang ketat menjadi upaya menekan pandemi ini di Indonesia.
"Presiden meminta kita semua untuk bisa bekerja lebih keras lagi dan juga mengajak masyarakat agar lebih patuh dan lebih disiplin [dalam mengikuti protokol kesehatan dan PSBB]. Selain itu, aparat juga diharapkan bisa lebih tegas dalam menegakkan aturan sehingga pada bulan Juni yang akan datang, kita mampu menurunkan kasus Covid-19 di Indonesia dan pada bulan Juli di harapkan kita sudah bisa mulai mengawali hidup normal kembali," katanya dalam konferensi pers, Senin, 27 April 2020.
3 Dampak ekonomi pandemi
Jokowi mengungkapkan bahwa krisis ekonomi yang diakibatkan oleh tekanan Covid-19 kali ini lebih besar dampaknya daripada krisis ekonomi 1998. Pandemi ini berimbas ke seluruh sektor, dari sisi permintaan, pasokan, dan produksi.
"Ekonomi sekarang ini yang rusak bukan hanya urusan sisi keuangan saja seperti krisis 1998. (Saat ini) demand rusak dan terganggu, suplai rusak dan terganggu, serta produksinya juga rusak dan terganggu. Hati-hati ini harus semuanya mengerti dan paham," kata Jokowi saat kunjungan kerja di Kalimantan Tengah, Kamis, 9 Juli 2020.
Oleh karena itu, Jokowi berharap pemerintah daerah juga waspada. Baik sisi kesehatan maupun ekonomi juga harus dipantau dan dikendalikan dengan baik. Dia minta pemerintah daerah terus menggencarkan bantuan sosial. Lalu, stimulus ekonomi juga disiapkan dengan baik yang terutama difokuskan untuk sektor UMKM.