TEMPO.CO, Jakarta - United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) akan bekerja sama dengan Pemerintah Aceh dalam membantu karantina 94 etnis Rohingya yang terdampar di Aceh Utara.
Protection Associate of UNHCR, Oktina berterima kasih kepada warga dan pemerintah setempat yang telah mengevakuasi mereka.
"UNHCR siap membantu pemerintah daerah untuk proses karantina dan segala macam keperluan lainnya," kata Oktina disela-sela proses evakuasi warga Rohingya tersebut di Pantai Lancok, Aceh Utara, Kamis, 26 Juni 2020.
Dia bersyukur pemerintah daerah dan Basarnas yang telah membantu proses evakuasi.
"Kami sangat berterima kasih sudah mengevakuasi, setidaknya mereka aman disini. Yang penting mereka terselamatkan dulu, diberi bantuan air minum, makanan, karena mereka telah berbulan-bulan di laut," ujarnya.
Menurut dia, UNHCR juga akan mendata 94 warga etnis Rohingya tersebut. Mereka belum memiliki rencana untuk memindahkan mereka ke tempat pengungsian di Medan, Sumatera Utara.
"Belum ada rencana untuk itu (pindahkan ke Medan). Kami masih tetap berkoordinasi,. mudah-mudahan pemerintah daerah di sini akan mengambil keputusan, bagaimana pun kita mengikuti dari pemerintah daerah," ujarnya.
Seperti diketahui, kapal motor nelayan Aceh dilaporkan menyelamatkan puluhan warga negara asing (WNA) etnis Rohingya, Myanmar, yang terkatung-katung di perairan laut Aceh Utara karena kapal motor yang ditumpangi rusak.
Pengungsi etnis Rohingya yang diselamatkan nelayan Aceh dari tengah laut tersebut berjumlah 94 orang yang terdiri dari laki-laki 15 orang, perempuan 49 orang dan anak-anak 30 orang.