INFO NASIONAL — Krakatau Steel (KRAS) berhasil meraih laba bersih sebesar US$ 74,1 juta atau setara dengan Rp 1,08 triliun pada triwulan pertama tahun 2020. Pencapaian laba yang diraih oleh Krakatau Steel merupakan catatan sejarah tersendiri setelah tidak mencatatkan laba pada delapan tahun terakhir.
Pencapaian yang diraih oleh KS tentunya terjadi bukan tanpa alasan. Menurut Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk Silmy Karim, perusahaan BUMN ini telah melakukan berbagai langkah perbaikan sejak 2019, dan hasilnya mulai terlihat di triwulan pertama 2020.
Baca Juga:
“Ada beragam upaya yang dilakukan oleh Krakatau Steel untuk memperbaiki kinerjanya, dan dua hal yang menjadi kuncinya adalah restrukturisasi dan transformasi,” tuturnya.
Silmy mengatakan, salah satu bentuk transformasi yang dilakukan oleh KRAS adalah dengan melakukan efisiensi di berbagai sisi. Salah satunya dengan melakukan penurunan biaya operasi induk ke angka 31 persen menjadi US$ 46,8 juta.
Beragam upaya efisiensi yang dilakukan oleh KRAS akhirnya membuahkan hasil yang manis. Tercatat, perusahaan ini berhasil melakukan penghematan biaya sebesar US$ 130 juta, hingga akhirnya meraih untung sebesar US$ 74,1 juta atau setara dengan Rp 1,08 triliun pada triwulan pertama 2020.
Baca Juga:
Laba ini, menurutnya, merupakan hasil kerja keras dan perubahan besar-besaran. “Saat saya masuk hutangnya besar sekali. Sekitar US$ 2,5 miliar, di mana 2,2 miliarnya kita bisa restrukturisasi pada Januari 2020,” ucap Silmy.
Selain itu, terdapat tantangan besar di internal sendiri karena ada sarana dan prasarana dan sumber daya manusia (SDM) yang tidak efisien. “Lalu ada optimaliasi organisasi. Nah, ini kita kurangi hampir 60 persen struktur organisasi,” katanya.
Mengenai SDM, Silmy mendorong optimalisasi kerja, namun tidak melakukan sembarang pemutusan hubungan kerja. “Kalau tidak bisa mengurangi orangnya maka harus besarkan bisnisnya. Jadi, mengurangi itu bukan hanya memberi nilai tambah untuk perusahaan tapi juga untuk karyawan. Yang muda-muda kita masukan untuk mempercepat, tapi yang senior-senior kita muliakan juga,” tuturnya.
Sementara itu, keberhasilan KRAS tak bisa dilepaskan dari kontribusi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Wakil Menteri BUMN, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, di masa pandemi ini peran pemerintah begitu krusial, salah satunya dengan menurunkan bahan baku energi untuk KRAS.
“Tapi saya selalu bilang kepada Krakatau Steel, harga tidak selalu bisa dikontrol. Pasti akan bergerak terus dan suatu saat kontrol itu akan ditarik saat pandemi berakhir. Makanya yang harus dilakukan Krakatau Steel adalah produktivitas dan efisiensi terus menerus,” ujar Budi.
Ke depan, KRAS sendiri diharapkan untuk terus melakukan efisiensi agar bisa meningkatkan produktivitas. Maka, menurut Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian, Taufik Bawazier, ke depan negara harus selalu hadir karena baja adalah industri prioritas. (*)