Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Alasan Anies Baswedan Tidak Disukai Para Pemilih Jokowi

Reporter

image-gnews
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengunjungi lokasi pedagang ikan di Pasar Tomang Barat, Jakarta Barat, Jumat (12/6/2020). (HO/Instagram @grogolpetamburan_official)
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengunjungi lokasi pedagang ikan di Pasar Tomang Barat, Jakarta Barat, Jumat (12/6/2020). (HO/Instagram @grogolpetamburan_official)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei Indikator Politik pada Mei 2020 menunjukkan elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan turun setelah hadirnya pandemi Covid-19. Menurut Direktur Eksekutif lembaga tersebut, Burhanuddin Muhtadi, turunnya elektabilitas Anies disebabkan oleh pemilih partisan di Pilpres 2019.

Burhanuddin menjelaskan setidaknya ada dua variabel yang mempengaruhi elektabilitas. Pertama, popularitas, kedua, sikap partisan. Dalam kasus Anies, menurutnya, popularitas sudah sangat tinggi, namun tidak disukai pemilih yang sebelumnya sudah memiliki tendensi mendukung Joko Widodo di Pilpres 2019 lalu.

"Orang memilih bukan karena semata kinerja. Ada faktor lain, misal pilihan di 2019," kata Burhanuddin dalam webinar di Cokro TV yang disiarkan melalui Youtube, Ahad 21 Juni 2020. "Kenapa pendukung Pak Jokowi kurang tertarik dukung Mas Anies? Ini jawabannya partisan."

Survei Indikator pada Mei 2020, menunjukkan elektabilitas Anies turun 2 persen, dari survei Februari 2020. Di Februari Anies mendapat 12,1 persen, sementara Mei 10,4 persen.

Covid-19 kata dia, membuat elektabilitas beberapa nama kepala daerah meningkat. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, misalnya, naik dari 3,8 persen menjadi 7,7 persen. Angka ini menurutnya karena Ridwan responsif menangani pandemi, dan mendapat sorotan dari media.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun dalam kasus Anies berbeda. Ia justru menjadi Kepala Daerah yang paling dikenal dibanding yang lain. Tapi justru karena sudah populer, maka meski pun kebijakannya banyak disorot media, tapi hal itu tidak banyak berpengaruh.

"Di survei bulan Februari Mas Anies ini dikenal. Artinya kalau sering tampil di media itu tidak terlalu banyak gunanya. Jadi kalau sudah dikenal lebih dari 90 persen, ruang menaikkan elektoral bukan dari popularitas. Tapi dari kinerja, tingkat kesukaan, dan seterusnya," ujarnya.

Burhanuddin mengatakan tingkat kesukaan kepada Anies, menurut surveinya di bulan Februari lebih rendah dibanding rata-rata kepala daerah. Anies berada di angka 60 persen, sementara kepala daerah lain tingkat disukainya tidak ada yang di bawah 80 persen.

Tingkat kesukaan ini, menurutnya sulit diubah. Tidak seperti popularitas. Karena akan lebih sulit membuat orang berubah pandangan dari tidak suka menjadi suka, ketimbang dari tidak kenal menjadi kenal."Padahal menurut voting behaviour akan jauh lebih mudah meningkatkan elektabilitas dari sisi popularitas ketimbang dari sisi peningkatan kesukaan," tuturnya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

34 menit lalu

Dewan Penasehat IM57+ Institute Novel Baswedan memberikan keterangan usai menyerahkan laporan di gedung lama KPK, Kuningan, Jakarta, Jumat 26 April 2024. IM57+ Institute melaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron ke Dewan Pengawas (Dewas) KPK atas dugaan pelanggaran kode etik. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S
Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.


Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

55 menit lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.


Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

2 jam lalu

Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (15/5/2024). ANTARA/Rangga Pandu
Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.


Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

2 jam lalu

Desain rumah dinas menteri di IKN (Dok.PUPR)
Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.


Anies Baswedan Disebut Dukung Ide Koalisi Gagasan untuk Bangun Bangsa

3 jam lalu

Mantan capres nomor urut 01 di pilpres 2024 Anies Baswedan usai halal bihalal dan pembubaran Timnas AMIN di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada Selasa, 30 April 2024. TEMPO/Amelia Rahima Sari
Anies Baswedan Disebut Dukung Ide Koalisi Gagasan untuk Bangun Bangsa

Co-Founder Paramadina Public Policy Institute, Wijayanto Samirin, menyebut Anies Baswedan menyetujui ide soal koalisi gagasan.


Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

4 jam lalu

Immanuel Ebenezer alias Noel mengunjungi Wakil Ketua Umum Nasdem Ahmad Ali di Kantor DPP Nasdem, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 14 Februari 2023. TEMPO
Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas


Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

8 jam lalu

Presiden RI Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kedua kiri) dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (kiri) menyampaikan pidato sambutannya saat meresmikan Inpres Jalan Daerah (IJD) di Desa Lembar,  Kecamatan Lembar, Lombok Barat, NTB, Kamis 2 Amei 2024.ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

Presiden Jokowi sampai memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag 36/2023.


9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

8 jam lalu

Ilustrasi KPK. TEMPO/Imam Sukamto
9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.


Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

10 jam lalu

Logo KPK. Dok Tempo
Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.


Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

10 jam lalu

Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers usai melakukan kunjungan ke Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit Konawe di Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara pada Selasa, 14 Mei 2024. Foto Sekretariat Presiden
Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

Presiden Jokowi memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Permendag 36/2023tentang larangan pembatasan barang impor.