TEMPO.CO, Yogyakarta - Sejak wabah Covid-19 merebak di Yogyakarta pada akhir Maret 2020, kendaraan tradisional andong di Malioboro menghilang.
Padahal pada hari normal, ada sekitar 470 andong mangkal dan wira-wiri di pusat belanja dan wisata Kota Gudeg itu.
Namun di masa new normal nanti, para kusir andong itu menyatakan siap beroperasi kembali dengan menerapkan protokol pencegahan penularan pandemi Covid-19.
“Paguyuban sepakat menerapkan bersama protokol pencegahan Covid-19 di kawasan Malioboro per 22 Juni nanti. Bagi pengemudi yang tak bisa mengikuti kami minta keluar dari kawasan Malioboro,” ujar Ketua Paguyuban Andong DIY, Purwanto, Jumat 19 Juni 2020.
Purwanto menuturkan ada tiga protokol yang disepakati untuk dijalankan. Ini juga telah dirembug dengan pihak Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro.
Pertama, seluruh kusir andong wajib menggunakan pelindung wajah seperti masker dan face shield serta menyediakan hand sanitizer.
Kedua, antara pengemudi dan penumpang akan ada batasan sekat khusus. Ketiga, soal penumpang maksimal lima orang.
“Kalau yang naik andong kan biasanya keluarga, tidak mungkin kami berlakukan seperti penumpang bus (ada jarak satu kursi antar penumpang), jadi kami atur maksimal 5 orang,” kata dia.
Purwanto mengatakan sejak munculnya kasus Covid-19 pada awal Maret, para kusir andong di Yogyakarta praktis berhenti beroperasi karena tidak ada penumpang sama sekali.
Para kusir pun tidak memiliki pekerjaan sampingan sehingga harus berupaya keras bertahan hidup.
Sebagian kusir mengandalkan sisa tabungan. Namun tak sedikit pula yang menjual kudanya karena benar-benar terdesak. “Ada yang jual kuda untuk beli pakan dan hidup sehari-hari,” ujarnya.
Memang, pasca lebaran ada anggota paguyuban coba beroperasi kembali dengan jumlah tidak sampai sepuluh andong. Namun tetap saja kondisi masih sepi permintaan karena wisatawan belum banyak datang.
Soal bantuan, Purwanto mengatakan sebanyak 75 persen anggota paguyuban itu telah menerima dari Presiden Joko Widodo dengan besaran Rp 600 ribu.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Malioboro, Ekwanto, mengatakan tidak hanya pengunjung Malioboro saja yang diwajibkan mematuhi protokol kesehatan. Tetapi para pengayuh becak dan kusir andong juga harus mematuhi protokol Khususnya mengenai masker.
Dia menyampaikan peraturan itu telah disosialisasikan kepada seluruh pengayuh becak dan kusir andong beberapa waktu lalu.
"Kalau untuk becak kan sudah ada penyekat tetapi biasanya digulung, kami minta new normal nanti selalu digunakan. Begitupun untuk andong harus menyediakan penyekat juga antara kusir dan penumpang," kata dia.
Hingga Juni ini, ujar Ekwanto, andong dan becak di Malioboro yang beroperasi hanya sekitar lima persen saja dari keseluruhan. Ini karena masih terpengaruh pandemi Covid-19.
PRIBADI WICAKSONO