INFO NASIONAL — Untuk menekan harga gula yang masih bergerak di atas harga eceran tertinggi (HET) menjelang Lebaran 2020, Kementerian Perdagangan (Kemendag) kembali menggelontorkan Operasi Pasar (OP) Gula dengan harga sesuai HET ketetapan pemerintah, yaitu Rp 12.500/kilogram di sejumlah pasar rakyat, seperti Pasar Induk Senen Jakarta, Pasar Serpong dan Pasar Modern BSD Tangerang Selatan. Total Operasi Pasar Gula hingga saat ini mencapai 36.500 ton di seluruh daerah.
Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto berkomitmen akan melakukan tindakan tegas jika masih ada produsen, distributor maupun pedagang yang masih berani melakukan penyimpangan dan mempermainkan harga gula.
Baca Juga:
“Saya berharap dengan operasi pasar ini, harga gula kembali normal. Saya juga ingatkan lagi, kami bersama Satgas Pangan akan segera menindak tegas segala penyimpangan yang mempermainkan harga gula di pasaran,” ujar Mendag Agus Suparmanto dalam konferensi pers di Pasar Modern BSD Tangerang Selatan, pada Sabtu, 23 Mei 2020.
Sebelum OP gula dilaksanakan, Mendag Agus melakukan peninjauan harga-harga di pasar bersama Satgas Pangan, Brigen Daniel Tahi Monang Silitonga; Wali Kota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diani; Sekretaris Jenderal Kemendag, Oke Nurwan; Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Suhanto; Dirjen Perdagangan Luar Negeri, Indrasari Wisnu Wardhana; Dirjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga, Veri Anggrijono; Irjen Kemendag, Srie Agustina; Direktur Bapokting, Susi; Direktur Pengawasan Barang Beredar dan Jasa, Ojak Manurung; serta Kepala Biro Humas, Olvy Andrianita.
“Hari ini saya ke Pasar Senen, Pasar Serpong dan Pasar BSD. Harga-harga relatif stabil seperti harga ayam, harga daging sapi. Harga bawang putih dan bombai juga sudah jauh turun. Hanya dua komoditi, yaitu bawang merah dan gula harganya masih di atas HET. Namun dengan Operasi Pasar yang terus dilakukan ini, harga perlahan komoditi bapok tersebut turun,” kata Mendag.
Baca Juga:
Langkah mempercepat penambahan pasokan sangat penting untuk mengendalikan harga. Untuk itu, Pemerintah juga selalu berkoordinasi dengan produsen sampai distributor. Mendag Agus berharap langkah-langkah yang disiapkan tersebut bisa membuat harga gula di pasaran mulai normal kembali.
“Kami membuat kesepakatan dengan produsen agar menjual gula ke distributor paling mahal Rp 11.200/kilogram. Harapan kami distributor akan menjual ke pengecer akhir paling tinggi adalah Rp 12.000/kilogram. Dengan demikian ritel modern dan para pengecer di pasar-pasar bisa menjual gulanya dengan HET,” tutur Menteri Agus Suparmanto.
Menurutnya, persoalan virus corona membuat rantai pasok menjadi tidak mudah karena sejumlah daerah menerapkan PSBB dan banyak negara membuat kebijakan lockdown, sehingga membuat pasokan gula terhambat dan harga gula mengalami kenaikan. Namun ia menjamin untuk harga gula di ritel modern sesuai dengan HET Rp 12.500/kilogram di seluruh Indonesia.
Di sisi lain, proses penggilingan tebu rata-rata baru dilakukan bulan depan sehingga gula konsumsi yang diproduksi di dalam negeri baru bisa masuk ke pasar pada Juni 2020 mendatang.
"Kalau barangnya sudah ada, pemerintah bisa memasok ke pasar modern atau toko ritel. Berikan stok yang banyak ke ritel, karena toko ritel takut kalau menjual di atas HET. Kalau stok gula di toko ritel banyak, mau tidak mau yang di pasar tradisional akan turun," tutur Mendag Agus.
Upaya membanjiri pasar juga dilakukan dengan menugaskan Perum Bulog menyalurkan stok gula. Kemendag menugaskan tiga BUMN untuk mengimpor gula kristal putih (GKP), yaitu Bulog 50 ribu ton, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) 50 ribu ton, Rajawali Nusantara Indoneaia (RNI) 50 ribu ton.
Perum Bulog telah merealisasikan penugasan dan telah menggelontorkan gula kristal putih (GKP) sebanyak 22 ribu ton hingga akhir pekan ini untuk menjamin ketersediaan gula menjelang Lebaran. Pemerintah juga mengalihkan gula rafinasi menjadi gula konsumsi untuk memenuhi kebutuhan pasar sebesar 250 ribu ton. Dia berharap pengalihan itu bisa menekan harga gula. (*)