TEMPO.CO, Jakarta - LSM Save The Children mengeluarkan hasil penelitian mereka mengenai kualitas hidup anak Indonesia selama pandemi Covid-19.
Hasil penelitian menyebut bahwa setidaknya ada 7 resiko yang dihadapi anak Indonesia.
Risiko pertama akibat wabah Covid-19, berkurangnya kesejahteraan anak akibat orang tua kehilangan pendapatan.
Kedua, kesulitan mendapat layanan kesehatan dasar.
"Sebanyak 24 juta balita berisiko mengalami kekurangan asupan gizi, 10-14 juta bayi di bawah 2 tahun sulit mendapatkan imunisasi," ujar Selina Patta Sumbung, CEO Save the Children Indonesia, dalam keterangan tertulis hari ini, Kamis,21 Mei 2020.
Risiko ketiga, kesulitan mengakses layanan pendidikan berkualitas.
Hasil penelitian menunjukkan 85 persen orang tua mengalami kendala dalam pembelajaran jarah jauh. Sedangkan 22 persen menyebut tak memiliki peralatan pendukung.
Risiko keempat, terbatasnya dukungan bagi anak dengan disabilitas.
Selina mengatakan 833 ribu anak disabilitas sulit mengakses informasi dan panduan kesehatan tentang Covid-19.
Risiko kelima, kehilangan orang tua.
"Sebanyak 60 persen kasus Covid-19 menyerang usia produktif dan memiliki anak," ucap Selina .
Risiko keenam, rentan terhadap kesehatan.
Menurut Selina , 46 responden orang tua mengatakan anaknya mengalami setidaknya dua dari masalah sulit berkonsentrasi, bingung, susah tidur, stres, mudah lelah, dan kesepian.
Adapun risiko ketujuh, bertambahnya kesengsaraan bagi korban bencana alam.
"Sebanyak 60-70 persen korban bencana di Indonesia adalah anak-anak, perempuan, dan lansia," tutur Selina .
Penelitian Save the Children Indonesia diadakan pada 10 hingga 27 April 2020. Survei dilakukan secara daring terhadap 11.989 orang tua/publik, 4.689 guru negeri dan swasta, plus 883 responden lainnya.