TEMPO.CO, Kupang - Rumah Sakit Umum Daerah Johannes, Kupang diduga menolak tujuh pedagang sapi yang meminta rapid test. Para pedagang di Pasar Kasih Naikoten ini meminta dites karena mereka pernah berkontak dengan pasien positif Covid-19 yang sudah meninggal.
"Yang bernama Ari dan Agus Pelun Doo sudah tiga hari terakhir datang ke RSUD untuk minta dilakukan rapid test, tetapi justru disuruh pulang dulu, nanti akan ditelepon sama pihak rumah sakit," kata Daud Dean, salah seorang pedagang daging sapi yang dituakan di Pasar Inpres itu kepada Antara di Kupang, Jumat, 15 Mei 2020.
Ia mengatakan nama-nama tujuh pedagang daging sapi ini sebenarnya sudah dilaporkan ke Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid di Kota Kupang.
Bahkan Dean mengatakan sudah meminta agar mereka dikarantina khusus sehingga tidak keluar rumah. Sekaligus untuk menghindari penyebaran virus Corona.
"Mereka, tujuh pedagang daging sapi itu malah disuruh sama petugas kesehatan di RSUD Johannes untuk menjalani rapit test berbayar di RS Siloam yang per kepala harganya Rp 500 ribu," katanya.
Daud juga membandingkan Gugus Tugas yang ada di Kota Kupang dan Gugus Tugas di provinsi lain yang selalu sigap menanggapi jika ada pasien yang positif Covid-19.
Ia mengatakan bahwa selama ini belum pernah ada petugas dari Gugus Tugas penanganan Covid-19 yang melakukan sosialisasi terkait pencegahan penyebaran virus.
Sementara itu, menanggapi adanya laporan soal penolakan rapid test tersebut Wakil Direktur Pelayanan RSUD Johannes Kupang dr Stef Soka Dhe mengatakan bahwa informasi itu tidak benar. "Itu tidak benar informasinya," katanya.